Desember 01, 2011 0 Comments A+ a-

PACAR TEMANKU

“Kenapa dari tadi kamu diam, Kim??” Lenny membuyarkan lamunanku
“Eh, hmmm…” Saya bingung, karena memang dari tadi tak mendengarnya.
“ Memang semua lelaki sama”
“ Eh, malah saya yang disalahin”
“Habis kamu sama dengannya, cuek dengan setiap keadaan” katanya membandingkan saya dengan pacarnya.
“Terus….”
“ Mau kamu??”
“Kalau orang omong tu, liat matanya”
“Saya takut meliahat mata kamu”
“Emang kenapa”
“Ada aja”
“Eh, tidak bisa. Harus beri tau Saya dong..”
“Hmmm… apa ya…” Saya pura-pura berpikir
“Apa???” ia nggak sabaran
“Karena ada pelangi di matamu”
“Gombal..”
“Nggak. Saya Cuma berfilsafat.”
“Macam apa??”
“Melukiskan keindahan alam di matamu. Tepatnya metafora”
“Bingung”
“Sama…”
“Hmmm. Gayanya. Eh, ganti topik ya…”
“Ok”
“Kamu harus dengerin saya, dari awal sampai akhir” ia memastikan.
“Siiip signorina”
“Semalam saya menelponnya. Memang dari awal saya punya firasat tidak enak. Ternyata suara perempuan yang mengangkat hape-nya. Ia bilang namanya Franda. Saya langsung matiakan hape. Semalaman saya tak dapat tidur karena memikirkan hal ini. Sebelum ia pergi mengikuti STUDY TOUR saya sudah berpesan padanya. Jaga diri baik-baik dengan cintaku. Nyatanya. Ah, ia ingkar janji. Memang semua lelaki itu buaya. Tidak bisa dipercaya. Bantu dulu, Kim. Saya tidak tahu harus bagaimana? Kasih tau dia kalau dia tidak sayang saya lagi, omong baik-baik. Jangan dia berbuat begitu. Saya punya hati hancur. Saya juga tidak memaksa orang punya perasaan. Tapi dia harus jantan. Jangan meninggalkan saya yang masih berharap.” Air matanya membasahi pipi.
“Saya juga tidak tahu kalau dia punya afair di luar sana. Memang kami dekat, tapi dia cenderung tertutup dengan semua hal yang menyangkut pribadinya”
“Kamu harus memberitahunya”
“Iya, nanti kalau dia pulang”
“Terlalu lama. Kenapa tidak sekarang”
“Dengan cara apa. Dia jauh.”
“SMS…. atau kamu bersekongkol dengannya??”
“Tidak. Saya benar-benar tidak tahu soal ini.”
“ Terus, apa rencanamu selanjutnya??”
“Apa ya…”
“Apa??” ia keras
“Baca buku”
“Kog, baca buku sih??”
“ Iya. Baca buku filsafat”
“Hubungannya??”
“Filsafat cinta” Saya tersenyum berusaha mencairkan suasana
“ Kog bisa??”
“ Zaman modern sekarang ini semua serba bisa”
“ Bagimana??”
“ Cinta adalah kebodohan manusia.” Kutunggu tanggapannya. “sudah tau pasti sakit tapi masih mau”
“Kamu sindir saya”
“ Tidak”
“Terus”
“ Buat pilihan. Mudahkan!!”
“ Tidak bisa”
“ Kenapa??”
“ Karena aku masih mencintainya”
“ Terus dia???”
“ Sama. Ia masih cinta saya”
“ Dengan buat kamu seperti ini”
“ Ah, cewek itu saja yang kegatalan”
“ Masa sih??”
“Iya. Sudah tau orang ada pacar tapi masih mau”
“ Karena keduanya sama-sama mau”
“ Jadi kamu menuduh pacarku selingkuh”
“ Kalau iya, kenapa??”
“ Kamu jahat ya. Pantas tak ada cewek yang mau sama kamu”
“Eh, malah saya yang disalahkan”
“Iya. . Kamu tak menghargai perasaan orang”
“Makanya kamu buat pilihan”
“ Pilihan seperti apa” bingungnya
“Masih bertahan dengannya atau tidak??”
“ Aku masih mengharapkan cintanya”
“ Tapi ia sudah bikin kamu sakit hati”
“ Biarin. Aku akan membunuh semua cewek yang memujanya.”
“Dasar aneh”
“ Iya. Cintaku yang aneh. Dan aku mencintai orang aneh terganteng di dunia”
“Arggghhh…” saya menggaruk kepala yang tidak gatal. Tadi menangis di pundak saya karena cinta. Sekarang malah senyum-senyum karena cinta. ANEH.

Keanehan cinta di kost dan di kampusku
Kampus FKM-UNDANA & depergan kozt
15 Mei dan 30 Nov 2011

Tulisan Terbaru

Sera Diri – Salah satu Tahap Perkawinan Tana Zozo.

Ilustrasi dari internet   “saya cintau dengan kau e…” “hmmm… gombal” “Tidak e. Serius” “kalo serius buktinya mana?” “bukti apa? Be...