RASA YANG TERSADAR KARENA CATATAN TEMAN FB

Desember 27, 2011 0 Comments A+ a-

Hari yang meletihkan. Aku harus menyelesaikan beberapa tugas yang diberikan dosen. Beberapa referensi telah aku lawati. Terakhir aku harus berkutat dengan dunia maya. Referensi dari internet. Aku baru ingat, telah seminggu lebih aku tidak pernah me-log in face book-ku. Kurasa hari ini saat yang tepat sambil mencari beberapa tugas kuliah.

Tanganku dengan cekatan menari-nari di atas tombol-tombol keyboard, di warung internet. Maklum aku ini anak kozt perantauan yang jauh dari orang tua sehingga susah untuk mendapatkan fasilitas lebih untuk sekedar berinternetan dari tempat tidurku. Lagi pula kiriman uang sebulan hanya cukup untuk biaya hidup dan sewa kozt.
Beberapa materi tugas telah kurampungkan. Aku lalu beralih ke situs jejaring sosial. Tak banyak pemberitahuan masuk. Aku kemudian menyusuri beranda siapa tahu ada status terbaru teman-temanku yang bisa aku jadikan bahan ejekan. Semuanya

berjalan normal tanpa ada sedikit celah untuk itu.
Tanpa terpikirkan, pointer mouse kuarahan pada notes. Tampak sebuah tulisan dalam bahasa inggris yang sedikit membuatku merasa bahwa tulisan itu mengejeku. Semuanya mirip dengan kisah hidupku. Aku membacanya sekali lagi…..

**Someday..
by 'Melan AntiiQue on Thursday, May 19, 2011 at 8:47pm

I dont know how much longer
that i have to put up with everything,
i've been hiding all the truth inside my heart..
everytime we meet , everytime you turn to face me,
though i look indifferent
do you know how much i have to force myself?

can you hear my heart calling for you? loving you?
But i cant open my heart for anyone to know..
can you hear it?
My heart keeps waiting there for you,
waiting for you to open it and hope you will realize...
Someday..

Though i love you, though i feel,
but deep down inside, i dont dare to tell you :')


Itu mungkin puisi indah yang pernah aku baca, atau curahan hati yang tercecer sampai pada catatan facebook-nya??? Entalah!!! Aku tak tahu dan sungguh tak pernah tahu dan mengerti.

Aku tertegun sehingga sampai di kozt pun aku terus membacanya. Rasanya seolah ada yang menendesku dengan beban yang sangat berat. Kuakui bahwa saat rasa yang menyeruak menggebu-gebu, aku selalu menepisnya dengan egoku dan atas nama harga diriku yang begitu angkuh bak pangeran yang semuanya arus dilayani orang. Aku jadi teringat akan sindiran teman terhadapku, ‘makian jiwa yang tak bertuan.’ Ironis memang, tapi itulah kenyataan hidup yang Harus aku laksanakan.

Sepi pada senja yang merantai mentari. Aku bermenung memahami setiap kalimat dan kata yang terpatri pada pahatan bingkai kata-kata tadi. Berbutir peluh meluruh menetes jidat dan mendarat di puncak hidungku. Aku keringat dingin. Begitu kuatkah kata-katanya sehingga harus kuakui diriku begitu lemah dan rapuh. Ada aura hipnotis pada jejalan kalimat maknanya. Aku tersadar penuh. Menelusuri otak kiriku. “Niaaatttt….” Suara bergemuruh dari balik kepingan hati. Suara hati.

Terima kasih untuk seseorang yang telah menuliskannya dan maafkan atas kelancanganku untuk menempelkannya pada catatan lusuh yang tak bermaknaku. Maafkan aku tanpa meminta izin terlebih dahulu. Kuharap kamu mengerti dan mau memaafkan kesalahan yang kusengaja itu demi perasaan akan kata-kata tulisanmu itu.

Yang berserakan dari rasa yang tak bertuan
Akan rasa yang tahu dilabuhkan pada siapa
akan kehidupan akan romansa
Akhir Mei 2011

Tulisan Terbaru

Sera Diri – Salah satu Tahap Perkawinan Tana Zozo.

Ilustrasi dari internet   “saya cintau dengan kau e…” “hmmm… gombal” “Tidak e. Serius” “kalo serius buktinya mana?” “bukti apa? Be...