Pengalaman Menjelang Natal

Desember 11, 2013 0 Comments A+ a-



Natal bagi umat kristiani menjadi suatu moment penting. Begitu pun saat menjelang natal. Di gereja katolik, saat menjelang natal atau yang di kenal dengan masa penantian (Adventus), kita diajak untuk berbenah diri, merefleksi hidup dan memahami segala laku dan tindakan kita untuk bertobat, agar kita pantas dan layak menyambut kedatangan-Nya.

Saya tidak sedang merefleksi atau membuat semacam renungan. Di sini, saya mau bercerita tentang masa-masa menjelang natal saya di Kupang. Masa-masa yang membuat saya semakin rindu. Kupang, memang bukan tempat darah saya ditumpahkan dan ari-ari saya di kuburkan. Kupang bukan tanah ketuban saya, tapi selama lima tahun di kupang, ada beberapa hal yang istimewa menjelang natal, yang sekarang tidak pernah saya rasakan lagi.

Hal yang paling saya ingat adalah ketika harus membagi waktu. Antara memikirkan ujian semester gasal dan latihan menyanyi. Saya memang bergabung di dua kelompok paduan suara. Paduan suara fakultas atau yang dikenal naanya dengan Vox Gaudentia Choir dan Paduan suara di lingkungan saya. Theressa Cantare. Kadang sesekali bernyanyi di Padduan suara untuk Orang Muda Katolik Paroki St. Matias Rasul Tofa. PS SAMARA. Di sini dibutuhkan komitmen dan keberanian untuk mengahadapi semuanya (Hallaahhh :p)

Mengikuti semuanya adalah kenikmatan tersendiri bagi saya, terkadang sore hari harus bergabung dengan Vox Gaudentia Choir,  untuk pelayanan di beberapa tempat, misalnya natal bersama PMK, dan juga malam hari harus ikut latihan di Lingkungan bersama Theressa Cantare. (Untung saya kayak, lumba-lumba di PS SAMARA). Di sinilah saya harus memikirkan bagaimana menggunakan waktu luang untuk belajar agar bisa mengerjakan ujian keesokan paginya. Lulus kuliah dan bisa tetap eksis dengan hobi.

Saya memang tidak berbakat jadi penyanyi. Bagi saya, menyanyi di paduan suara merupakan hobi yang sulit dihilangkan. Walaupun suara saya yang tidak merdu. Tapi, di paduan suara bukan soal suara bagus atau tidaknya. Ia lebih mengutamakan kekompakan (paduan). Apakah kita bisa bernyanyi dan mengeluarkan suara berdasarkan not yang ada atau kita malah, mempunyai warna suara yang tidak sesuai dengan warna suara semua orang di kelompok suara kita (Sopran, alto, tenor dan bas). Karena suara saya yang cukup besar, saya bergabung di kelompok Bas. Memang saya tidak terlalu fasih membaca not.

Hal inilah yang membuat saya merasa ada yang kurang dengan masa advent kali ini. Tapi saya semestinya harus bersyukur. Tidak semua yang kita suka, kita dapatkan. Semua akan indah pada waktunya.
Selamat menjalani masa penantian.

Tulisan Terbaru

Sera Diri – Salah satu Tahap Perkawinan Tana Zozo.

Ilustrasi dari internet   “saya cintau dengan kau e…” “hmmm… gombal” “Tidak e. Serius” “kalo serius buktinya mana?” “bukti apa? Be...