Media Massa yang Tidak Menjadi Cerminan Massa

Februari 18, 2014 0 Comments A+ a-


Foto oleh Kak Gusti
Saya bukan aktivis yang dengan tegar dan gencar membela hak anak. Saya hanya merasa anak-anak hendaknya diberlakukan wajar sesuai dengan umur dan tingkat pemahaman mereka. Inilah percikan awal untuk menanggapi ketidaksukaan saya terhadap oknum atau pun lembaga tertentu yang dengan sadar atau tidak ssadar telah mempekerjakan anak kecil untuk kepentingan mereka. Tulisan ini sebagai bentuk ketiodakpuasan terhadap sebuah media masa terbitan Kupang, NTT.
Sebuah harian yang cukup dikenal dan terkenal di NTT, telah melakukan hal yang tidak mendidik itu.  Beberapa minggu yang lalu, ketika saya berada di Kota Kupang, ketika kami menjadwalkan pertemuan dengan beberapa teman-teman, seorang teman terpaksa memperlambat pertemuan hanya karena dia tak tega melihat tiga anak kecil yang berumur lima tahun dan tujuh tahun menjual koran sampai menjelang jam sebelas malam. Sebuah hal yang saya rasa sangat tidak mendidik bagi generasi penerus bangsa. Selain dari segi usia yang bukan merupakan usia yang pas untuk bekerja, juga tidak sesuai dengan waktu. Tengah malam seharusnya mereka di rumah. Belajar, makan malam dan istirahat.
Hal yang sungguh amat disayangkan di sini ialah mereka justru diperalat oleh media massa yang sejatinya menjadi sebuah media yang bertujuan untuk melakukan kontrol sosial terhadap siatuasi masyarakat, bukan cuma mengejar iklan dan oplah besar yang dilanggan. Media di sini, saya secara pribadi tidak melihatnya lagi sebagai corong kontrol sosial itu. Media telah beralih fungsi sebagai sebuah mulut yang menganga lebar menadah segala macam kerakusan yang diturunkan untuk kebutuhan diri semata dan mungkin juga telah berganti pahamnya sejalan dengan kapitalisme yang terus merongrong idealisme masyarakat modern dewasa ini.
Secara pribadi pula, saya mulai antipati terhadap media, khususnya media massa di NTT. (dalam hal ini terkhusus lagi media cetak). Bagi saya media cetak sekarang tidak memberikan berita yang bisa mempengaruhi cara pandang masyarakat ke arah yang lebih baik. Media lebih mengejar keuntungan semata. Media tidak menyajikan  berita yang mendidik. Banyak berita di media yang saya maksudkan di atas, hanya sekedar memuat tentang tindakan yang amoral (pembunuhan, pemerkosaan dan sebagainya), yang bagi saya berita itu tidak mencerahkan.
Semoga media membaca dan bisa membaharui tindakan mereka selama ini.

Tulisan Terbaru

Sera Diri – Salah satu Tahap Perkawinan Tana Zozo.

Ilustrasi dari internet   “saya cintau dengan kau e…” “hmmm… gombal” “Tidak e. Serius” “kalo serius buktinya mana?” “bukti apa? Be...