KAUM MUDA HARAPAN BANGSA DAN GEREJA

April 27, 2011 0 Comments A+ a-

Latar Belakang
Masa muda adalah kekayaan yang tak ternilai harganya, yang dialami sekali saja selama hidup dan tak pernah terulang lagi. Masa pengembangan diri dalam segala segi, sehingga perlu diupayakan pembangunan kepribadian dan pendidikan yang memadai karena mereka sering menghadapi aneka tantangan dalam kehidupannya sehari-hari. Tantangan yang tidak mudah diatasi. Tidak hanya soal tantangan hidup, kaum muda juga sering mengalami ketegangan dengan generasi tua. Di satu pihak, kaum muda memiliki gejolak, idealisme, dan cara hidup yang khas, misalnya: kreatif, mencari yang baru dan mengadakan perubahan, selalu berpikir ke depan. Kadang kala kaum tua merasa tersaingi sehingga berusaha untuk mematahkan karakter an idealismenya. Terlepas dari itu semua, kaum muda sering kali berhadapan pada piihan yang sulit, sehingga sering kali terjebak alam berbagai hal negatif yang bisa menghancurkan harapannya dan harapan bangsa dan gereja.

Konsep Mengenai Kaum Muda
Konsep mengenai pemuda dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Perkembangan psikologis melihat pemuda berdasarkan tugas perkembangan seseorang. Pemuda ditinjau dari perkembangan psikologis diwakili oleh remaja dan dewasa awal. Usia berkisar dari 10 sampai 24 tahun (WHO), sedangkan United Nations General Assembly (UNGA) melihat pemuda adalah individu yang berusia 15 sampai 24 tahun. National Highway Traffic Administration memberikan bartasan pemuda adalah yang berusia antara 15 sampai dengan 29 tahun. Gereja melihat pemuda adalah orang yang berusia 15 sampai 35 tahun dan belum menikah. Berdasarkan definisi pemuda ditinjau dari usia maka dapat dilihat adalah individu yang berusia berkisar antara 15 sampai 30 tahun. Jika dilihat dari umur maka pemuda dapat dibagi menjadi dua fase; yakni : fase puber berumur antara 10 sampai 21 tahun dan fase dewasa awal berumur antara 21 sampai 35 tahun.


Kaum muda Sebagai Aset Bangsa
Berbicara mengenai kaum muda sebagai aset bangsa, tidak terlepas dari sejarah pergerakan kaum muda masa silam yang memerdekakan bangsa ini dari penjajahan bangsa asing. Berawal dari pembentukan organisasi dan pergerakan kemerdekaan sehingga lahirnya sumpah pemuda yang mengikrarkan setiap spirit kaum muda untuk berjuang memerdekakan bangsa ini.
Sejarah panjang tentang semangat kaum muda telah tergores dengan tinta emas pada bingkai kehidupan bangsa ini. Terlepas dari itu semua, kaum muda harus menyadari bahwa perjuangan harus tanpa akhir, karena bila perjuangan sudah berakhir berarti hidup kita jugapun berakhir, sebab hidup adalah perjuangan. Memahami makna perjuangna bagi bangsa ini, maka sudah selayaknya kaum muda harus menyingsingkan lengan baju untuk bergerak maju membawa perubahan bagi bangsa ini.

Tuntutan Gereja Bagi Kaum Muda
Gereja adalah tempat umat Allah berkumpul dan mewartakan dan mengikuti ajaran Kristus. Kaum muda menjadi bagian dari gereja dan menjadi tulang punggung gereja, karena lewat kaum muda itulah gereja nantinya terus berkarya. Sebagai kaum muda harus ada kemandirian di dalam pribadi kita masing-masing. Jangan tunggu orang lain, tetapi harus mulai dari pribadi masing-masing orang muda. Kaum muda harus menunjukkan kemandirian dalam hidup sehari-hari. Ini merupakan kesaksian yang harus kita mulai dari pribadi kita. Hal ini sangat penting karena orang lain akan melihat apa yang kita tunjukkan yang merupakan kesaksian kita. Sebaliknya, apabila kita tidak memberi kesaksian dan kesaksian kita itu justru bertentangan dengan ajaran gereja berarti orang lain susah percaya kita. Sebagai pemimpin kita menyampaikan dan mengajak sesuatu kepada orang lain, tetapi bila kita sendiri tidak menunjukkan sikap yang terpuji. Misalnya kita menyampaikan sesuatu tetapi bila kita sendiri minum mabuk, bagaimana umat percaya kita? Kalau sikap inilah yang terjadi, maka tentu orang lain tidak akan mendengarkan apa yang kita sampaikan
Dalam proses mengenali diri tersebut, setiap kaum muda harus menyadari kelebihan dan keterbatasannya agar mampu mengambil keputusan yang dapat menguntungkan diri maupun sesama. Realisasi dari keputusan itulah yang akan menjadi kesaksian kita kepada orang lain. Namun menyadari akan kaum muda sebagai calon pemimpin, maka beberapa hal yang perlu dibekali kaum muda sekarang. Beberapa hal ini merupakan syarat seseorang menjadi pemimpin, yakni: “bagaimana mempersiapkan sesuatu, bagaimana merancang, bagaimana mengatur, bagaimana mengelolah, bagaimana melaksanakan (tindakan) dan bagaimana mengevaluasi”. Hal-hal ini sangat penting digumuli kaum muda dalam membekali diri sebagai calon pemimpin agar mampu memimpin diri sendiri dan kemudian mampu memimpin orang lain. Ini adalah sebuah tuntutan bagi kau muda sebagai aset gereja.

Kaum Muda dan Permasalahannya
Perkembangan teknologi dewasa ini semakin pesat. Sebagai manusia yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, setiap kita pasti mencoba untuk melakukan sesuatu yang baru. Bukan menjadi persoalan bila setiap kita mampu memahaminya secara bijak dan menggunakannya secara tepat dan bijak, karena dari semuanya itu merupakan tunuttan jaman yang harus kita ketahui sebagai insan yang memiliki jaman dan hidup dalam jaman.
Tidak bisa dipungkiri kaum muda dewasa ini lebih memilih gaya hidup instant dan menuntut semua yang baik dan enak tanpa ada perjuangan. Lebih para lagi kaum muda dewasa ini lebih memilih untuk absen dari sekolah dan kuliah pergi ke mall, bermain facebook sampai lupa waktu atau mampir di game online center, menghabiskan uang saku dan waktu berjam-berjam memainkan Ragnarok, Dhota, dan game-game lainnya. Sungguh miris rasanya ketika melihat para kaum muda hanya menghabiskan kehidupan sehari-harinya di dalam mall, ditemani gemerlapnya lampu-lampu diskotik, di atas panggung hiburan, terperosok dalam jurang narkoba, dan akhirnya mati sia-sia meninggalkan bau bangkai bagi peradaban umat manusia. Sungguh menyedihkan! Lebih dari itu, kini kaum muda lebih mudah melatunkan lagu-lagu rock n roll ala Metallica, lagu-lagu pop ala Barat dan Jepang, daripada melantunkan lagu-lagu tradisional dan lagu kebangsaan.
Anak-anak kecil-pun kini lebih suka berjoget ala Michael Jackson dan bergoyang seperti Dewi Persik, dan bercita-cita menjadi idola cilik dadakan dengan jutaan penghasilan. Anak-anak kecil saat ini sedikit yang bercita-cita inigin menjadi pahlawan kebaikan. Siswa-siswa yang masih duduk di bangku-bangku sekolah pun demikian kondisinya. Para siswa terlalu disibukkan dengan dunia pergaulan bebas dimana mereka begitu bersemangat dalam mencari lawan jenisnya untuk dijadikan kekasihnya. Apa jadinya bangsa ini jika semua anak-anak kecil dan para siswa SMP atau SMA seperti ini kondisinya??? Pupus sudah cita-cita kebangkitan bangsa ini. Apakah ini semua harus terjadi secara berkelanjutan?? Apakah kita semua ingin kondisi kaum muda seperti ini?? Apakah kita tidak ingin melihat kebangkitan bangsa ini nantinya akan dipelopori oleh kaum muda?? Jawabannya ada dalam diri kita masing-masing.
Fakta-fakta tentang kemorosotan moral, intelektual, dan spiritual kaum muda yang dipaparkan di atas bukanlah suatu hal yang absolut tidak bisa diubah. Masih banyak jalan menuju Roma, begitu pula dengan kebangkitan kaum muda, masih banyak cara menujunya. Peluang itu masih terbuka lebar sebenarnya asalkan kita yakin dan berusaha. Begitu banyak memang tantangan yang harus kita hadapi sebelum itu semua terwujud. Akan tetapi tantangan tersebut bukan untuk diratapi melainkan harus dihadapi dengan kepala tegak, optimisme, dan keyakinan yang kuat. Bung Karno pernah berkata pada dunia, “Berikan Aku sepuluh orang pemuda maka akan aku taklukkan dunia”.. Dari sekian banyak pemuda saat ini yang tenggelam dalam lumpur kemaksiatan dan keterpurukan, masih ada beberapa kumpulan kaum muda yang terus memelihara semangat revolusi dan renovasi peradaban.

Jalan Cerah Bagi Kaum Muda
Bagaikan sebuah gedung pencakar langit yang berdiri kokoh. Gedung tersebut membutuhkan pipar-pilar yang solid dan kompak memperkokoh bertenggernya gedung tersebut di atas permukaan tanah. Tidak roboh maupun goyah sedikitpun jika dihempas angin dan badai. Begitu pula halnya dengan bangsa ini. Bangsa ini akan berdiri kokoh jika memiliki pilar-pilar yang solid pula menyokong keutuhan bangsa ini. Pilar-pilar bangsa ini diyakini berada pada pundak para pemuda-pemudanya. Artinya kaum muda memiliki tanggung jawab besar dalam membangun bangsa ini, diawali dengan sebuah kebangkitan kaum muda dalam segala aspek kehidupan. Pilar-pilar kebangkitan kaum muda yang patut segera dilaksanakan adalah membangun kecakapan spiritualitas, moralitas, dan intelektualitas kaum muda.
Nilai-nilai spiritualitas harus dimiliki oleh seorang pemuda agar semua pengorbanan yang dikeluarkan berdasarkan keikhlasan dan kesungguhan yang mendalam tanpa putus asa dan penyesalan. Segenap energi yang dikeluarkan selalu dimaknai dan diilhami sebagai wujud syukur dan pengabdian tertingginya pada Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga dalam melakukan pengorbanan, kaum muda tidak perlu dibayar dengan gaji bulanan atau cek berisikan jutaan rupiah.
Kaum muda impian adalah kaum muda yang memiliki nilai-nilai moral yang mulia pula. Tutur kata, sikap maupun perbuatan yang baik sesuai dengan norma-norma yang berlaku merupakan prasyarat untuk menjadi pemuda harapan bangsa. Menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, dan menghargai antar sesama kaum muda merupakan prasyarat lainnya yang harus dilengkapi. Bagi kaum muda yang tertarik untuk memilikinya, semuanya ‘free of charge’ yang dapat dimiliki dari sekolah kehidupan yang ada. Dengan moral yang baik, para pemuda akan lahir menjadi sosok pemimpin dengan budi pekerti yang luhur, good behavior atau Akhlakul karimah dalam bahasa Arab. Kaum muda seperti ini akan menjadi panutan dan kebanggan
Intelektualitas tidak kalah pentingnya dalam menyusun pilar-pilar kebangkitan pemuda. Bangsa ini membutuhkan tenaga-tenaga muda yang intelek untuk mengisi pos-pos pembangunan sesuai dengan keahlian, keilmuan,dan keterampilan mereka. Institutsi pendidikan pastinya memiliki peranan yang cukup penting dalam membangun kecakapan intelektualitas kaum muda. Tentunya dengan biaya pendidikan yang relatif terjangkau, pengarahan dan bimbingan yang intensif dan kurikulum yang benar-benar menggali dan mengeksplorasi minat dan bakat kaum muda. Jadi yang dibutuhkan bangsa dan gereja dalam mengarungi samudera kehidupan ini adalah para pemuda yang memiliki ketiga pilar, yakni : Spiritualitas, Moralitas dan Intelektualitas. Tanpa ketiganya ataupun salah satunya keberadaan kaum muda belum membuahkan hasil bagi bangsa dan gereja. Muncul pertanyaan :sudahkah kaum muda jaman ini memilliki ketiga pilar tersebut??

Tulisan Terbaru

Sera Diri – Salah satu Tahap Perkawinan Tana Zozo.

Ilustrasi dari internet   “saya cintau dengan kau e…” “hmmm… gombal” “Tidak e. Serius” “kalo serius buktinya mana?” “bukti apa? Be...