dinamika FKM Undana
FKM…ADA APA DENGANMU???Manusia merupakan satu dari jutaan Makhluk Allah yang hidup dengan berkelompok. Semakin maju peradaban, semakin maju pula cara manusia berkelompok. Seperti yang kita lihat akhir-akhir ini, banyak sekali muncul kelompok, komunitas, ataupun organisasi dengan berbagai latar belakang. Sebuah organisasi, tentu tidak akan pernah menjadi besar jika anggotanya hanya berfikir bahwa keberadaanya dalam organisasi tersebut hanya didasarkan atas kesamaan nasib belaka. Tentu dalam perjalananya anggota organisasi yang seperti itu haruslah melakukan redefinisi atas eksistensinya tersebut.
Persamaan tujuan, salah satu hal yang bisa memacu semua anggota organisasi untuk lebih memajukan organisasinya. Dinamika dalam pencapaian suatu tujuan merupakan hal yang wajar, selama masing-masing pihak masih punya ghiroh untuk duduk bersama dengan azas kekeluargaan yang profesional. karena jika disikapi dengan arif, sebuah konflik bisa menjadi elemen yang konstruktif untuk memajukan organisasi.
Fakultas Kesehatan Masyarakat merupakan salah satu lembaga (baca: organisasi), yang selama ini telah berkibar namanya di kancah Flobamora tercinta sebagai suatu wadah pendidikan. Pada tahun yang sungguh berahmat ini, kampus kita berhadapan dengan sebuah moment berharga yakni; pemilihan pimpinan tertinggi fakultas.
Sebagai suatu organisasi tentu akan terjadi suatu dinamika dimana menuntut perhatian Dosen, Mahasiswa, dekan beserta jajarannya, bahkan sampai pada pegawai administrasi dan cleaning service.(civitas akademika). Dinamika organisasi yang harus dikelola secara cerdas dan konstruktif ialah terletak pada konflik yang sering timbul di suatu organisasi, karena dalam kenyataannya konflik tidak selamanya bersifat destruktif akan tetapi akan mampu meningkatkan produktifitas suatu organisasi apabila dapat di atasi dan dikelola dengan baik.
Berawal dari motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai faktor pendorong yang berasal dalam diri manusia, yang akan mempengaruhi cara bertindak seseorang. Dengan demikian, motivasi kerja akan berpengaruh terhadap performansi pekerja.
Menurut Hilgard dan Atkinson, tidaklah mudah untuk menjelaskan motivasi sebab :
1. Pernyataan motif antar orang adalah tidak sama, budaya yang berbeda akan menghasilkan ekspresi motif yang berbeda pula.
2. Motif yang tidak sama dapat diwujudkan dalam berbagai prilaku yang tidak sama.
3. Motif yang tidak sama dapat diekspresikan melalui perilaku yang sama.
4. Motif dapat muncul dalam bentuk-bentuk prilaku yang sulit dijelaskan.
5. Suatu ekspresi prilaku dapat muncul sebagai perwujudan dari berbagai motif.
Berikut ini dikemukakan uraian mengenai motif yang ada pada manusia sebagai faktor pendorong dari perilaku manusia.
• Motif Kekuasaan Merupakan kebutuhan manusia untuk memanipulasi manusia lain melalui keunggulan-keunggulan yang dimilikinya. Clelland menyimpulkan bahwa motif kekuasaan dapat bersifat negatif atau positif. Motif kekuasaan yang bersifat negatif berkaitan dengan kekuasaan seseorang. Sedangkan motif kekuasaan yang bersifat positif berkaitan dengan kekuasaan sosial (power yang dipergunakan untuk berpartisipasi dalam mencapai tujuan kelompok).
• Motif Untuk Bergabung Menurut Schachter motif untuk bergabung dapat diartikan sebagai kebutuhan untuk berada bersama orang lain. Kesimpulan ini diperoleh oleh Schachter dari studinya yang mempelajari hubungan antara rasa takut dengan kebutuhan berafiliansi.
• Motif Keamanan (Security Motive) Merupakan kebutuhan untuk melindungi diri dari hambatan atau gangguan yang akan mengancam keberadaannya. Di dalam sebuah perusahaan misalnya, salah satu cara untuk menjaga agar para karyawan merasa aman di hari tuanya kelak, adalah dengan memberikan jaminan hari tua, pesangon, asuransi, dan sebagainya.
• Motif Status (Status Motive) Merupakan kebutuhan manusia untuk mencapai atau menduduki tingkatan tertentu di dalam sebuah kelompok, organisasi atau masyarakat.
Berdasarkan macam-macam semua motif diatas orang berusaha untuk membenarkan dirinya dengan idealisme-idealisme yang diciptakan sendiri. Dalam perjalanan saya sebagai mahasiswa FKM , saya melihat terdapat banyak pola pikir dan perilaku orang-orang yang ada di dalamnya. Di sini setiap orang berusaha untuk membenarkan dirinya dengan argumennya masing-masing. Pada perhelatan akbar pemilihan Dekan orang berusaha untuk itu. Saya bisa menuliskan beberapa pendapat orang-orang baik pro maupun kontra (internal-eksternal) sebagai berikut(maaf kalau saya blak-blakan) :
1. Kamu tidak malu bila orang yang basis ilmu bukan kesmas memimpin kita.
2. Bagaimana bila ijazah kamu (SKM), ditandatangani oleh title lain (M.si) bukan M.kes atau MPH.
3. Mana bisa satu hamba mengabdi pada dua Tuan. Dan banyak pendapat lainnya.
4. Saya titip kampus ini di kamu.
Di sini aroma politik sudah tercium sehingga menghadiahkan konflik. Adalah baik konflik itu karena bisa mempererat kembali hubungan orang di dalamnya bila di selesaikan dengan kepala dingin. Itulah salah satu tujuan dari konflik.
Antara idealisme dan konflik antarkepentingan
Konflik biasanya timbul dalam organisasi sebagai hasil adanya masalah-masalah komunikasi, hubungan pribadi, atau struktur organisasi. Karakteristik-karakteristik kepribadian tertentu, seperti otoriter atau dogmatis juga dapat menimbulkan konflik. Arti konflik banyak dikacaukan dengan banyaknya definisi dan konsepsi yang saling berbeda. Pada hakekatnya konfilk dapat didefinisikan sebagai segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara dua atau lebih pihak. Konflik Organisasi (organizational conflict) adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya- sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan atau kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai dan persepsi.
Setelah mengapa ada konflik, biasanya ada sumber-sumber yang menjadikan konflik tersebut muncul, secara umum biasanya terjadi karena tersebut dibawah ini:
1. Adanya aspirasi yang tidak ditampung.
2. Saling ketergantungan tugas.
3. Ketergantungan satu arah.
4. Ketidakpuasan, perasaan ketidakadilan.
5. Distorsi komunikasi.
6. Tidak ada pedoman.
7. Aturan yang kurang jelas.
8. Kurang transparannya beberapa hal.
Hal yang mendasar sehingga bisa dikatakan konflik pada wadah pendidikan FKM tercinta adalah munculnya berbagai macam pandangan dan pendapat antara dosen dan mahasiswa yang saya sendiri tidak tahu siapa yang memulainya. Entah salah atau benar mahasiswa tetap dinyatakan salah. Suatu pendapat yang keliru bahkan sangat menurut saya. Tetapi fenomena sekarang membenarkannya, karena saya melihat beberapa dosen sudah mulai malas mengajar (saya tidak tahu ini merupakan sebuah perlawanan atau kebetulan), bahkan seorang teman pernah diinstruksi untuk menjaga kampus (maksudnya apa?)
Di sini saya merasa yang menjadi korban dari semua kejanggalan ini adalah mahasiswa. Hal yang lebih membingungkannya lagi ialah mahasiswa seolah-olah diam. Entah maksud apa saya juga kurang tahu. Bisa saya simpulkan yakni; lemahnya semangat juang generasi FKM sekarang akibat dibodohi oleh teknologi. Buat apa maki-maki di status facebook tanpa ada orang yang seharusnya sadar akan apa yang dilakukannya membacanya. Ini jaman kebebasan, bebas untuk bersuara. Teriakan! Atau butuh doi buat membuka mulut anda!!! Saya tantang anda yang mengaku diri mahasiswa.
Rekonsiliasilah FKMku
Dari pada kita saling menyalahkan dan saling menyinggung perasaan lebih baik kita menyanyi. Lagunya mars FKM. Setuju!!!. Kalau tidak tahu menyanyi berdamailah. Kita rayakan dengan gawinya orang Ende, atau jainya orang Bajawa sebagai satu saudara. Karena kita satu nusa, satu bangsa kita harus bergandengan tangan. Lihat masalah kesehatan di tanah Flobamora kita semakin meningkat. Apa kita masih hiruk-pikuk dengan masalah ini. Di mana mata hati kita untuk sesama saudara kita yang menderita?kalau tidak tahu penyelesaiannya, ini saya tawarkan cara terbaik.
Konflik agar tidak mengarah ke destruksi harus bisa dikendalikan, antara lain dengan cara sebagai berikut:
1. Harus sering mengadakan musyawarah.
2. Adanya komunikasi dua arah yang enak dan luwes.
3. Memberi keadilan pada semua lini.
4. Transparan dalam semua hal.
5. Ada pedoman yang jelas.
6. Ada aturan yang jelas.
7. Semua aspirasi dianggap penting dan dikomunikasikan.
Referensi:
Hasbullah, Dinamika Organisasi
Supriyadi, Teori Organisasi
Akhmad Sudrajat, Psikologi Pendidikan (Teori Motivasi)
http://unexistence18.wordpress.com/2009/11/14/dinamika-organisasi/
http://faizahzoetbis.blogspot.com/2010/01/dinamika-organisasi.html