SMS
ne cerpen yang saya buat untuk teman saya....
Perlahan mentari memudarkan sinarnya. Awan putih keriting beranjak mendekat, seakan mau mendekap matahari dengan kedua lengannya yang puntung. Gunung dan bukit menjulang, seakan berteriak memanggil matahari agar jangan lekas berlalu dari hadapan semesta.
Senja yang sangat indah. Burung-burung berterbangan pulang ke sarangnya masing-masing. Sesekali mereka singgah sebentar,hinggap di pepohonan. Barangkali ada makanan tersisa, cukup buat mengganjal perut untuk membawa mereka pada mimpi tentang keindahan alam yang mulai memudar, entah oleh ulah siapa?
Seseorang duduk terpekur sendiri,sambil mata menatap jauh pada batas titik terjauh mata memandang. Rumahnya sangat sepi. Di sekeliling rumahnya terdapat berbagai macam bunga yang berayun diterpa angin sepoi senja. Kupu-kupu seakan malas melihat kembang-kembang layu yang habis dihisap madunya pagi tadi. Tidak ada yang istimewa dari rumah yang bercat putih tersebut. Cuma sesekali terdengar alunan musik pop yang bersumber dari radio dari dalam rumah itu. Lelaki tadi masih duduk sendiri menengadah lalu tersenyum sendiri. Senyum kecut ke arah matahari yang mulai memijarkan sinar kuning keemasannya, pertanda hendak mengundang bintang-bintang dan rembulan.
Binatang malam mulai berisik di sudut-sudut tanpa terlihat bentuk. Angin malam mulai berhembus menggantikan udara siang yang panas menjadi dingin. Perlahan lelaki itu seakan tersadar dari lamunannya oleh udara malam yang semakin dingin. Tangannya merogoh saku celananya ,mengambil sebuah benda. Ia mengutak-atik benda ajaib itu. Jempolnya seakan menari-nari di atas tuts-tuts benda itu lalu menempelkan di telinganya. Tiba-tiba ia kembali melihat ke arah benda itu sambil tertawa yang tertahankan.Jarinya kembali ber-dance di atas tombol-tombol benda itu membentuk sebuah tulisan:
Maaf meg3, bza
kNalan koW???
Satu menit kemudian seseorang membalasnya:
niE Arul...u zpa???
Lelaki itu ingin mempermainkan teman barunya itu:
Ni3 dg santi...u tNggl
dmNa???
Merekapun terus saling ber-sms an. Membuat mereka seakan asyik sendiri. Kadang pada waktu luang lelaki itu mencoba untuk saling ber sms an.Lelaki itu sepertinya sangat bahagia karena telah berhasil membodohi teman barunya yang bernama Arul tersebut dengan mengaku bernama Santi yang semua orang pasti tahu Santi is girl. Dan lelaki itu merasa sudah menang. Mereka kemudian semakin akrab. Kadang saling sms sekedar bertanya kabar atau menceritakan kehidupan sehari-hari mereka. Mereka saling curhat. Lelaki itu berusaha tuk sms-an dengan kata-kata yang cukup sopan, sehingga kelihatan layaknya seorang perempuan. Sedangkan Arul bersikap biasa-biasa saja seperti lelaki pada umumnya.
Di antara temaram senja, burung-burung kembali terbang pulang ke sarangnya. Sesekali menyinggahi pepohonan, sekedar menndapatkan makanan sisa cukup untuk memenuhi tembolok. Siulan mengiang di setiap telinga makhluk mulia, seakan mengantar mentari kembali ke peraduannya. Lelaki itu alias Santi tergopoh menjinjing dua buah ember altex,yang sudah dialih fungsikan untuk mengisi air. Dangan air itu ia mengguyur bunga-bunga yang tengah layu Karena kehabisan madunya dihisap kupu-kupu siang tadi.”Tapi purnamapun berang, berang karena cemburu, karena kutelah jatuh cinta pada insan rembulan”Mulutnya berdendangkan satu lagu milik EXPOSE BAND dengan tangan terus melakukan aktifitasnya. Ia dikagetkan oleh deringan handphone pertanda pesan masuk.
Ternyata Arul teman barunya itu mengajaknya untuk bertemu di suatu tempat. Lelaki itu merasa dirinya dalam keadaan terjepit. Ia takut kebohongan yang di lakukan selama ini terbongkar. Dan ia tidak mau hal itu terjadi. Ia seperti berada di depan buah simalakama:Kalau dimakan Ayah mati,kalau tak dimakan Ibu mati.(Lebih baik dibuatkan jus, diblender untuk diminum,kan tidak ada efek!)Ia ragu-ragu antara menolak atau menerima ajakan Arul. I’m in trouble, give me the way. Please God! Lelaki itu memutar otak, supaya menghindari pertemuan itu sekaligus menutup lebih tebal lagi kedoknya yang hampir terbuka itu. Alasan yang cukup masuk akal membuat Arul harus bersabar menunggu untuk bertemu dengan dengan cewek yang bernama Santi itu.
Seorang cewek berambut panjang melangkah dengan anggun di depan lelaki itu alias Santi, di depan parkiran sebuah toko buku. Lalu masuk ke toko buku tersebut. Lelaki itu(Santi) sangat penasaran dengan cewek tersebut. Dengan naluri kelelakiannya iapun masuk ke toko buku itu juga. Sayang bagi Lelaki itu karena perempuan itu seperti hilang di dalamnya. Matanya mengawasi di sekitar ruangan toko buku itu, tapi sia-sia. Cewek itu tidak terlihat. Iapun sengaja melihat buku-buku yang di pajang. Seorang pelayan menawarkan bantuannya.I’m sorry,I just see.” Katanya membuat pelayan itu menyingkir. Ia merasa tertarik dengan judul sebuah buku, iapun meraihnya lalu membaca synopsis buku tersebut. Seseorang tanpa permisi merebut buku itu dari tangannya sambil berkata”Maaf ini buku yang kucari selama ini.” Ia menoleh orang itu hendak memarahinya. Seorang cewek yang dilihatnya di depan toko buku tadi tersenyum padanya. Hatinya pun luluh.
“Bisa kenalan?” Katanya sambil menyodorkan tangan
“Fauzia” cewek itu berkata
“Nama yang sangat indah! Muzze!” kata Lelaki itu
“Maaf kalau tidak keberatan bisa minta nomor sepatunya”
“37”
“Maksudku nomor Hp” Lelaki itu sambil menggaruk kepalanya.
“Boleh kalau sebaliknya?” Fauzia bertanya balik.
Mereka berduapun saling menyebut nomor Hp masing-masing. Fauzia kaget. Begitupun Muzze.
“Inikan nomornya Arul!”
“Inikan nomornya Santi, Kamu bohong ya?’
“Itu memang nomor Hpku” kata Muzze dengan mimik sangat serius.
“Berarti selama ini kamu kerjain aku?” Fauzia interogasi.
“Kamu juga” Muzze tidak mau kalah.
Mereka berdua tertawa lepas di atas kebohongan masing-masing. Kemudian Fauzia berkata: Aku berbohong karena aku merasa yakin, bahwa ini pekerjaan orang yang suka iseng. Mereka berdua diam sejenak, lalu teringat kembali pada buku tadi.” pembohong adalah penyair yang tidak tahu menulis imajinasinya” kita??? Senyum menghiasi bibir masing-masing, Senyum memerdekakan mereka dari penjajahan kebohongan.