TOPENG
I
Engkaulah topeng
Manusia berwajah ganda
Saat kau memakai topeng
Engkau berjanji
Meyakinkan aku
Dengan berjuta kata cinta
Beribu janji manis
Aku terlena dalam pelukanmu
Lagi-lagi engkau berkata :
Andai kau bisa melihat belahan hati ini, ada namamu di sana
Karena pada mulanya, kulukis namamu di langit namun ditutup awan, kulukis namamu di awan,
Namun dihembus angin, kumencari angin dia ada di pantai, kulukis namamu di pantai namun dikikis gelombang, akhirnya kuukir namamu di hatiku.
Inilah kisahku tentang ada namamu di hatiku
II
Engkaulah topeng
Manusia berwajah ganda
Saat kau membuka topeng
Aku berjanji
Tak ada cinta di antara kita
Tapi…..
Semuanya telah terlanjur
Aku telah hancur
Apa yang kubanggakan selama ini
Telah kau nodai
Dasar bandit
Engkau tanamkan
Penyakit celaka ini
Pada ragaku
Kali ini dengan tak tahu malu
Engkau berpetuah :
Jadikan dirirmu seperti bunga mawar. Yang jikalau ia mekar semua mata tertuju padanya, hati terpaut karenanya dan semua ingin memilikinya. Tapi, ia begitu mulia sekedar kau petik saja. Tangan harus tertusuk duri bila tak mau kehilangannya. Pengorbanan akan keindahan yang mutlak.
III
Kini semua orang
Telah mengetahui
Siapa dirimu
Engkau berbalik seratus delapan puluh derajat
Kau ingin bertobat
Mohon ampun pada sang khalik
Padaku juga
Ah…
Terlambat
Penyakit jahanam ini
Telah menggerogoti tubuhku
Kejam
Memang, sangat kejam
Kini..
Kau sayati kembali luka lama ini
Gaya bak pengkhotbah
Engkau berseru :
Bila anda tertarik pada kegantengan atau kecantikannya, nah.. itu bukanlah cinta. Itu hanya karena anda diciptakan sebagai makhluk perasa.
Bila anda terbuai oleh rayuan mautnya, nah itu bukan cinta. Itu justru anda telah jatuh dalam dosa. Cinta adalah suatu perasaan untuk memiliki apa adanya dia.
IV
Aku menyesal
Aku telah hancur
Satu sahabatku
Jangan kau hancurkan masa mudamu
Ia hanya sekali dan takan terulang lagi
Jangan kau terlena dengan kenikmatan sesaat
Dan
Penyesalan selamanya
Sebab
Masih ada hari esok
Penuh cinta
Yang tak kalah romantisnya
Dengan hari ini
1XII2007