PUISI-PUISI Djho Izmail part I
YANG AYU YANG JELITA
Buat kawanku Ube
Dara ayu yang bernama Uchy
Anggun benar di tengah kemarau
Memahat sunyi, roman ibunda
Menyelinap di antara pepohonan
Layaknya mengalir
Pada sunyi yang berdesing
Debu jalanan menebar
Pada liku kebohongan
Menyembur lantaran tak tahan
Si jelita bernama Uchy
Mengulum senyum
Ramahkan jiwa liar
Berbaur mengajak satu
Lambaian tangan gemulai
Tersungging senyum bibir
Memahat rasa
Bingarkan suasana jadi saudara
Dara ayu nan jelita
Namanya Uchy
Kemari, balas senyumnya
Red Net, 23 Juni 2011
TOPENG
I
Engkaulah topeng
Manusia berwajah ganda
Saat kau memakai topeng
Engkau berjanji
Meyakinkan aku
Dengan berjuta kata cinta
Beribu janji manis
Aku terlena dalam pelukanmu
Lagi-lagi engkau berkata :
Andai kau bisa melihat belahan hati ini, ada namamu di sana
Karena pada mulanya, kulukis namamu di
langit namun ditutup awan, kulukis namamu di awan,
Namun dihembus angin, kumencari angin
dia ada di pantai, kulukis namamu di pantai namun dikikis gelombang,
akhirnya kuukir namamu di hatiku.
Inilah kisahku tentang ada namamu di
hatiku
II
Engkaulah topeng
Manusia berwajah ganda
Saat kau membuka topeng
Aku berjanji
Tak ada cinta di antara kita
Tapi…..
Semuanya telah terlanjur
Aku telah hancur
Apa yang kubanggakan selama ini
Telah kau nodai
Dasar bandit
Engkau tanamkan
Penyakit celaka ini
Pada ragaku
Kali ini dengan tak tahu malu
Engkau berpetuah :
Jadikan dirirmu seperti bunga mawar.
Yang jikalau ia mekar semua mata tertuju padanya, hati terpaut karenanya dan
semua ingin memilikinya. Tapi, ia begitu mulia sekedar kau petik saja. Tangan
harus tertusuk duri bila tak mau kehilangannya. Pengorbanan akan keindahan yang
mutlak.
III
Kini semua orang
Telah mengetahui
Siapa dirimu
Engkau berbalik seratus delapan puluh
derajat
Kau ingin bertobat
Mohon ampun pada sang khalik
Padaku juga
Ah…
Terlambat
Penyakit jahanam ini
Telah menggerogoti tubuhku
Kejam
Memang, sangat kejam
Kini..
Kau sayati kembali luka lama ini
Gaya bak pengkhotbah
Engkau berseru :
Bila anda tertarik pada kegantengan atau
kecantikannya, nah.. itu bukanlah cinta. Itu hanya karena anda diciptakan
sebagai makhluk perasa.
Bila anda terbuai oleh rayuan mautnya,
nah itu bukan cinta. Itu justru anda telah jatuh dalam dosa. Cinta adalah suatu
perasaan untuk memiliki apa adanya dia.
IV
Aku menyesal
Aku telah hancur
Satu sahabatku
Jangan kau hancurkan masa mudamu
Ia hanya sekali dan takan terulang lagi
Jangan kau terlena dengan kenikmatan
sesaat
Dan
Penyesalan selamanya
Sebab
Masih ada hari esok
Penuh cinta
Yang tak kalah romantisnya
Dengan hari ini
1XII2007
TIKUS
Menyusup lorong
Meloncat indah
Ada yang melihat
Semua berteriak
Sisa mengejar
Kemarin kini dan nanti
Semua ingin memberantasnya
Mahasiswa berorasi
Buruh demonstrasi
Rakyat partisipasi
Dan tikus tetap ada
Membludak hari demi hari
Pada rumah
Dalam sekolah
Di gedung mewah
Tikus berkeliaran
Pada batok kepala
Saat anak meminta uang jajan
Tikus berkeliaran
Disaku celana
Saat mama tagih belanja
Tikus berkoloni
Karena pikiran manusia
Hartalah segalanya
11 Des 2011
TERSANJUNG KUDIBUATMU
Aku tersadar sepi
Bongkahan hayalan kubentuk
Terbentur di dinding imajinasi
Terduduk aku memilih sendiri
Suara lembut menyapaku
Mengkristalkan bongkahan hayalku
Aku tak kuasa berkata apa
Senyum kulayangkan pemanis suasana
Sepatah kata kau ucapkan
Berjuta rasa yang terdengar
Jangan kau berucap lagi
Tak kuasa kumendengarkannya
Sekedar memandang
Sekali lagi kuberkata
Sebuah pinta kulayangkan
Seulas seyum tak kuharapkan
Kutak kuasa lagi berkata apa
Bertanya menjawab juga tidak kupinta
Hanya sebuah hasrat yang mendesah
Kuingin kau bersamaku selamanya
12/240508
TERPAHAT DI HATIKU
Angan
yang pergi pada sepi pagi
Diiringi
lantunan melodi alam
Enyahkan
duka pada muram mentari
Retas
perasan dari lubuk terdalam
Semakin
bergemuruh berganti hari
Ingin
diutarakan takut sengsara
Nyata
membendung kalahkan mendung
Cerita
pada hari mengalir lamban
Engkau
tak pernah merasakah??
Dan
duniaku mengutuki rasaku
Ejekan
pelangi senja dan rembulan malam
Turut
membuat hati menitikan air mata
Haruskah
jujur dengan rasa membuncah
Atau
malu pada masa yang menitip salah??
Namun,
nama selalu terpahat indah sanubari
Leonai, 15 Aguzt 2011
TERBUNUH AKU KARENA SIKAPMU
Terbius aku dalam kesunyian
Semua indraku seakan terkubur
Dalam lubang diam yang menganga
Kau kejam menyiksaku
Sadis mengubur indraku
Terkapar dalam diam sunyi
Terdengar hasratku terbentur
Beradu dengan dinding-dinding
Terpelanting dalam kekelaman
Jatuh di atas pangkuan semu
Aku tersadar oleh dentuman itu
Dengan kagetku sambil berdiri
Terlambat menyiksa hasratku
Pangkuan semu mengejekku
Tertawa ngakak menyindirku
Bodoh kau tertipu parasku
Dengan lesu aku mematung
Mengapa harus aku
2009
TERASING
Kungkung bingung dalam sepi
Saat akasia menderai jauh
Angan terlepas dan enggan
Balikan kisah jua sirnakan
Selepas malam bersepi santai
Fajar beranjak agak malas
Sepi merantai wajah mentari
Terselubung antara senyum nisbi
Selepas senja yang nestapa
Dara merayap pada sarang
Lelaki terkikis dihadiahi lelah
Beriring dara hendak jalan
Deru dunia memberi perpisahan
Sejenak sendiri buat hari ini
Kembali pada waktu tak pasti
Bercanda warnai perbedaan
Bias kelam pancar fatamorgana
Berteriak hendak minggat
Hantu bertopeng terpatung sepi
Nyalakan lilin di pusaran taufan
Sial warna tak jua Nampak
Hanya kelam sebagai latar
“Angin hentikan pusingmu!
Atau kumatikan istrimu?”
Warna perlahan terarah
Beku mencair nubari
Sajak mengalir sedih
Arti aku, artikan sepi
170309