YANG TERCECER DALAM PERJALANAN KE ENDE
Rabu, 22 Agustus 2012
Menanti Sebuah Penantian
sumber: armanmanoppo.blogspot.com |
Awan-awan hitam keriting perlahan beranjak berkumpul. Menghitamkan
langit Kupang dan sekitarnya. Tidak ketinggalan sebuah ujung lautan. Pantai
sebuah tempat yang oleh semua orang menamakannya dermaga. Tenau menjadi tempat
dengan banyak orang berkumpul menanti, yang bagiku mengatakan sebagai menanti
sebuah penantian.
Ah, indonesia masih menganut sistem “jam karet.” Semua akan begitu lama
bila kita harus menunggu. Dan sore itu, di tenau yang mendung, kita harus
menunggu. Menanti tibanya KM WILIS. Padahal dari agen tiket perjalanan,
diinformasikan Kapal akan tiba pukul 17.00 (jam lima sore). Kami semua harus
menunggu sampai kapal itu bisa hadir menepi di dermaga.
Melihat hal ini aku jadi berpikir. Sampai kapan kita akan bermain-main
dengan waktu, sedangkan orang sudah mulai menganut sistem “time is money.” Lantas bagaimana jika orang sudah mengatur
jadwalnya setiap saat. Akankah ia harus kecewa dengan aturan yang ia buat sendiri
dan harus ia taati?
Masih terus bergumam. Ah, sampai kapan kita terus bermain-main dengan
waktu?
Pelajaran Dari Bule
Bosan dengan penantian yang tidak jelas begini, seorang cewek tinggi
semampai perlahan menghibur orang yang terus menunggu. Dengan pelan, ia mulai
mengoyangkan badan. Lingkaran yang ada di tengah badannya berputar-putar. Hula
hop ia mainkan, membuat mata semua orang yang gelisah tertuju padanya. Kadang sedikit
kesalahan, tapi terus ia melakukan dengan senyum. Sementara orang yang mengerumuninya
semakin banyak.
sumber: ifanjayadi1980.wordpress.com |
Ingin mendapatkan peluang disetiap kesempatan yang tak terduga. Dengan
bahasa yang kurang kumengerti dan juga dengan isyarat ia menyuruh teman
lelakinya yang sedang mengiringi liukan badannya dengan ukulele meletakan
sebuah topi di tengah kerumunan. Semua orang berpandangan. “ini ngamen” teriak seseorang dari kerumunan.
Semua orang terus menonton tanpa mempedulikan topi yang ada di tengah
mereka. Tiba-tiba seorang anak kecil berusia kira-kira sembilan tahun, masuk
mengendong adiknya. Dengan polos, adiknya meletakan selembar uang ke dalam
topi. Semua orang begumam. Entah memuji dan ada juga yang mengejek. Setelahnya
semua orang mulai tertarik meletakan uang di topi itu. Seorang anak muda
berceloteh: mereka ini jalan-jalan sampai
sonde tau kalo uang su habis…
Aku terhenyak, ternyata walaupun serumit apapun hidup dan segawat apapun
keadaan, apabila kita berniat untuk menemukan kreatifitas, otomatis kita akan
bisa. Dan dari sini saya melihat betapa kreatifnya orang Bule. Terima kasih
Bule. Kalau saya bisa bahasa inggris pasti kita akan berdiskusi…
hehehhehehehee…