Flash Back Tentang “Discotik” di Bemo Kupang
Suatu siang sekitar dua tahun yang lalu (maaf saya lupa tanggalnya J). Saya sedang menumpang bemo menuju kampus. Dalam perjalanan, seorang Bule menumpang. Lelaki bertinggi besar itu duduk disamping saya. Kebetulan saya pada waktu itu duduk di depan samping sopir. Sang Bule sedikit terkejut dengan rupa angkutan umum yang ada musiknya. Ia dengan heran menunjuk ke arah TAPE. Dengan guyon tanpa mengerti maksud dari Si Bule, Sang Sopir langsung berkata “diskotik berjalan”. Kami langsung tertawa dengan pengertian masing-masing. Termasuk Si Bule yang sebenarnya tak mengerti Bahasa Indonesia.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhC_BPdIyVHfNSr1VAIcI9kq_cqMmWUGw16siEJDTvVfpk9pmnJ-d-3q-npeAMbcrM_kjSDhTyiCZuA47jgJKi2p58ScrT91lewxceeSB5pJhXfa8wrBcNcRs-anMbPWI4vr1zWPs9nVU8/s200/ri_kupang_bemo2.jpg)
Kesempatan lain, tiga
orang gadis SMP sedikiti kesal dengan Sopir. Mereka agak kecewa karena Sopir tersebut
memutar sebuah lagu yang sedang mereka gandrungi, tepat sekitar beberapa meter
lagi mereka akan turun. “Ai, coba ini lagu putar dari tadi, bae...” Kata salah
satunya sambil disetujui dengan anggukan kepala oleh kedua temannya yang lain.
Dan satu kasus yang
terakhir. Teman kantor saya dari Surabaya bercerita dengan semangat. Ia merasa
senang pagi ini. Lantaran lagu di bemo tadi, asyik menurutnya. “Wah, angkot di
sini asyik ya? Mereka punya selera musik yang baik. Lagunya itu loh... keren
buangeth... terus Sopirnya juga cakep” katanya sambil tersenyum.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYpLYwPsN8TZmsGa3dFc9XM2FX-Ba293s1EcGmSBNn0ZG4ahFdw3Q8NNUSlSWDQhx2kjtIzEQuf4zSVYpWKui1UK6WRQv4qL14JPQzzjno4ow06QdtFetpfD0_dKR4OH2PIaRyCrB_EUs/s200/images.jpg)