Pola Asuh Orang Tua
1. Pengertian Pola Asuh Orang
tua
Berdasarkan tata bahasanya, pola
asuh terdiri dari kata pola dan asuh. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata
pola berarti model, sistem, cara kerja, bentuk (struktur yang tetap), sedangkan
kata asuh mengandung arti menjaga, merawat, mendidik anak agar dapat berdiri
sendiri.
Orang tua adalah pendidik utama
dan pertama sebelum anak memperoleh pendidikan di sekolah, karena dari
keluargalah anak pertama kalinya belajar. Jadi keluarga tidak hanya berfungsi
terbatas sebagai penerus keturunan saja, tetapi lebih dari itu adalah pembentuk
kepribadian anak.
Menurut Kohn, pola asuh merupakan
sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anak-anaknya. Sikap orang tua ini
meliputi cara orang tua memberikan aturan-aturan, hadiah maupun hukuman, cara
orang tua menunjukkan otoritasnya, dan cara orang tua memberikan perhatian
serta tanggapan terhadap anaknya.
Tarsis Tarmudji, menyatakan
bahwa, pola asuh merupakan interaksi antara orang tua dengan anaknya selama
mengadakan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orang tua mendidik, membimbing,
dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan dengan
norma-norma yang ada di masyarakat.
2. Jenis - Jenis Pola Asuh
Orang tua
Individu dalam melakukan
tugas-tugas perkembangannya banyak dipengaruhi oleh peranan orang tua dan
lingkungan lainnya. Peranan orang tua tersebut akan memberikan lingkungan yang
memungkinkan anak dapat menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya.
a)
Pola Asuh Permissif.
Definisi pola asuh permissif menurut beberapa ahli
yaitu :
Hurlock (2006) mengemukakan bahwa orang tua yang
menerapkan pola asuh permissif memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut: orang
tua cenderung memberikan kebebasan penuh pada anak tanpa ada batasan dan aturan
dari orang tua, tidak adanya hadiah ataupun pujian meski anak berperilaku
sosial baik, tidak adanya hukuman meski anak melanggar peraturan.
Gunarsa (2000) mengemukakan bahwa orang tua yang
menerapkan pola asuh permissif memberikan kekuasaan penuh pada anak, tanpa
dituntut kewajiban dan tanggung jawab, kurang kontrol terhadap perilaku anak
dan hanya berperan sebagai pemberi fasilitas, serta kurang berkomunikasi dengan
anak. Dalam pola asuh ini, perkembangan kepribadian anak menjadi tidak terarah,
dan mudah mengalami kesulitan jika harus menghadapi larangan-larangan yang ada
di lingkungannya.
Prasetya dalam Anisa (2005) menjelaskan bahwa pola
asuh permissif atau biasa disebut pola asuh penelantar yaitu di mana orang tua
lebih memprioritaskan kepentingannya sendiri, perkembangan kepribadian anak
terabaikan, dan orang tua tidak mengetahui apa dan bagaimana kegiatan anak
sehari-harinya.
Dariyo dalam Anisa (2005) juga menambahkan bahwa pola
asuh permissif yang diterapkan orang tua, dapat menjadikan anak kurang disiplin
dengan aturan-aturan sosial yang berlaku. Namun bila anak mampu menggunakan
kebebasan secara bertanggung jawab, maka dapat menjadi seorang yang mandiri,
kreatif, dan mampu mewujudkan aktualitasnya.
b)
Pola Asuh Otoriter.
Definisi pola
asuh otoriter menurut beberapa ahli yaitu :
Hurlock (2006)
mengemukakan bahwa orang tua yang mendidik anak dengan menggunakan pola asuh
otoriter memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut: orang tua menerapkan
peraturan yang ketat, tidak adanya kesempatan untuk mengemukakan pendapat, anak
harus mematuhi segala peraturan yang dibuat oleh orang tua, berorientasi pada
hukuman (fisik maupun verbal), dan orang tua jarang memberikan hadiah ataupun
pujian.
Menurut Gunarsa
(2000), pola asuh otoriter yaitu pola asuh di mana orang tua menerapkan aturan
dan batasan yang mutlak harus ditaati, tanpa memberi kesempatan pada anak untuk
berpendapat, jika anak tidak mematuhi akan diancam dan dihukum. Pola asuh otoriter
ini dapat menimbulkan akibat hilangnya kebebasan pada anak, inisiatif dan
aktivitasnya menjadi kurang, sehingga anak menjadi tidak percaya diri pada
kemampuannya.
Senada dengan
Hurlock, Dariyo dalam Anisa (2005), menyebutkan bahwa anak yang dididik dalam
pola asuh otoriter, cenderung memiliki kedisiplinan dan kepatuhan yang semu.
c)
Pola Asuh Demokratis.
Definisi pola
asuh demokratis menurut beberapa ahli yaitu :
Hurlock (2006)
mengemukakan bahwa orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis
memperlihatkan ciri-ciri adanya kesempatan anak untuk berpendapat mengapa ia
melanggar peraturan sebelum hukuman dijatuhkan, hukuman diberikan kepada
perilaku salah, dan memberi pujian ataupun hadiah kepada perilaku yang benar.
Gunarsa (2000)
mengemukakan bahwa dalam menanamkan disiplin kepada anak, orang tua yang
menerapkan pola asuh demokratis memperlihatkan dan menghargai kebebasan yang
tidak mutlak, dengan bimbingan yang penuh pengertian antara anak dan orang tua,
memberi penjelasan secara rasional dan objektif jika keinginan dan pendapat
anak tidak sesuai. Dalam pola asuh ini, anak tumbuh rasa tanggung jawab, mampu
bertindak sesuai dengan norma yang ada.
Dariyo dalam
Anisa (2005) mengatakan bahwa pola asuh demokratis ini, di samping memiliki
sisi positif dari anak, terdapat juga sisi negatifnya, di mana anak cenderung
merongrong kewibawaan otoritas orang tua, karena segala sesuatu itu harus
dipertimbangkan oleh anak kepada orang tua.
Diakui dalam
praktiknya di masyarakat, tidak digunakan pola asuh yang tunggal, dalam
kenyataan ketiga pola asuh tersebut digunakan secara bersamaan di dalam
mendidik, membimbing, dan mengarahkan anaknya, adakalanya orang tua menerapkan
pola asuh otoriter, demokratis dan permissif. Dengan demikian, secara tidak
langsung tidak ada jenis pola asuh yang murni diterapkan dalam keluarga, tetapi
orang tua cenderung menggunakan ketiga pola asuh tersebut.
Hal ini sejalan
dengan apa yang dikemukakan oleh Dariyo dalam Anisa (2005), bahwa pola asuh
yang diterapkan orang tua cenderung mengarah pada pola asuh situasional, di
mana orang tua tidak menerapkan salah satu jenis pola asuh tertentu, tetapi
memungkinkan orang tua menerapkan pola asuh secara fleksibel, luwes, dan sesuai
dengan situasi dan kondisi yang berlangsung saat itu.
Indikator dari
pola asuh orang tua terhadap anaknya dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a)
Pola asuh permissif, antara lain mempunyai
indikator :
o
Memberikan kebebasan kepada anak tanpa ada
batasan dan aturan dari orang tua.
o
Anak tidak mendapatkan hadiah ataupun pujian
meski anak berperilaku sosial baik.
o
Anak tidak mendapatkan hukuman meski anak
melanggar peraturan.
o
Orang tua kurang kontrol terhadap perilaku dan
kegiatan anak sehari-hari.
o
Orang tua hanya berperan sebagai pemberi
fasilitas.
b)
Pola asuh otoriter, antara lain mempunyai
indikator :
o
Orang tua menerapkan peraturan yang ketat.
o
Tidak adanya kesempatan untuk mengemukakan
pendapat.
o
Segala peraturan yang dibuat harus dipatuhi oleh
anak.
o
Berorientasi pada hukuman (fisik maupun verbal).
o
Orang tua jarang memberikan hadiah ataupun
pujian.
c)
Pola asuh demokratis, antara lain mempunyai
indikator :
o
Adanya kesempatan bagi anak untuk berpedapat.
o
Hukuman diberikan akibat perilaku salah.
o
Memberi pujian ataupun hadiah kepada perilaku
yang benar.
o
Orang tua membimbing dan mengarahkan tanpa
memaksakan kehendak kepada anak.
o
Orang tua memberi penjelasan secara rasional
jika pendapat anak tidak sesuai.
o
Orang tua mempunyai pandangan masa depan yang
jelas terhadap anak.
Daftar Pustaka:
Anisa,
Siti. 2005. Kontribusi Pola Asuh Orang tua terhadap Kemandirian Siswa Kelas II
SMA Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2004/2005.Skripsi.
Universitas Negeri Semarang. http://etd.eprints.ums.ac.id (diakses pada tanggal
14 Agustus 2011 pukul 16.15)
Anonim.
Pola Asuh Orang Tua. http://www.Dep.Dik.Nas/Go.Id (diakses pada tanggal 14
Agustus 2011 pukul 15.43)
Atkinson,
Rita et.al. Pengantar Psikologi Edisi Kesebelas. Batam : Interaksara
Gunarsa, Singgih. 2000. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia
Hurlock,
Elisabeth. 2006. Psikologi Perkembangan Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga
3 comments
Write commentsPerkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
ReplyJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
mau nanya maaf itu indikator -indikatornya dari siapa ya?
ReplyTerimakasih... ini cukup sudah membantu.😊
Reply