CERAH HATI DENGAN SEGELAS TEH SORE
Bukankah yang dia butuh hanya
uangnya bukan
cintamu?
Nafsu bukan kehormatan?
Mana ada kehormatan saat
telanjang berdua membelah
hari?
Aku tersentak dari
istirahat siang oleh sebuah suara bariton. Seseorang sedang membaca puisi.
Sangat keras penuh ekspresi. Dan penggalan di atas yang membuat aku terbangun.
Dia adalah temanku, sahabatku, tetangga kamar di depergan kozt ini dan juga
teman angkatan Winslow 2007 FKM Undana.
Kaget beribu kaget.
Bahkan berjuta malah. Temanku ini yang kesehariaan aku tahu pasti. Dia tidak
suka puisi, entah membaca, menulis bahkan sering mengejekku ketika aku
mengurung diri di kamar untuk mengumpulkan setiap kata-kata yang berterbangan
liar di langit-langit kamarku. Hal yang paling menyebalkan ialah, ia datang.
Masuk. Menggangguku, sehingga imajinasi dan inspirasiku buyar seketika melihat metan midar itu.
Hari ini. Tepatnya
sore ini. Cuaca memang tak bersahabat. Setelah dari pagi sampai siang panas
membakar setiap lembaran bumi termasuk semua yang berada di bawah kolong
langit, tapi sore ini berubah total. Mendung menghalau keperkasaan mentari.
Meniup gelimpangan sinar dan melegahkan resah manusia akan panas. -bahkan beberapa
teman facebook sempat menulis
statusnya kupang empat puluh derajat
celcius-, entah benar atau tidak.
Pada sore ini aku
dibangunkan oleh suara seseorang membaca puisi. Aku duduk di atas tempat tidur.
Melihatnya ekspresif dengan CERAH HATI. Sesekali teh yang masih mengepul uap
panasnya ia seruput, lalu lanjut membacanya. Aku sedikit tersenyum melihat
tingkahnya memumukul-mukul dada (aku tak tahu ini salah satu bentuk penjiwaan
atau karena panasnya teh seakan melepuh rongga dadanya)
Aku bahkan lebih kaget lagi melihat ia membacakannya lumayan bagus, aku
mejadi iri. “cuka minyak, beta sa sonde
tau baca. Lu baca pung bagus lai.” Aku memujinya. Ia tersenyum bangga.
Ia masih terus membaca sebuah kumpulan puisi dari Kak Dicky Senda
tersebut. Niatku untuk membacanya sore ini kuurungkan. Padahal aku baru
membacanya beberapa lembar. Ia kadang membaca keras kadang juga membaca dalam
hati.