Busana Kapitalis
Gambar ilustrasi |
Kasus 1
Pagi tadi (Selasa, 13 November 2012) ketika saya sedang duduk di depan
kampus, tampak beberapa wanita dengan pakaian ketat dan mini datang
menghampiri. Mereka tersenyum ke saya sambil seorang di antara mereka bertiga
menggerakan rambutnya yang terurai panjang. Ternyata mereka adalah sales promotion girls sebuah operator
telekomunikasi seluler. Mereka menawarkan saya promosi baru dan memnggiurkan
dari sebuah kartu perdana operator tersebut. Kalau mau dibilang, mereka memang
cantik, seksi dengan senyum menawan.
Kasus 2
Sore ketika saya sedang duduk santai di teras rumah, ada seorang gadis
datang. Memakai rok mini dan baju kemeja yang ketat. Dia ingin bertemu sepupu
saya. Dan setelahnya diketahui kalau orang itu adalah sales dari sebuah
perusahaan sepeda motor.
Komentar Lepas
Sejenak kalian pasti bingung, kenapa saya menuliskan ini. Saya tidak
mempermasalahkan sejauh apa dan bagaimanapun cara berbusana mereka, karena
setiap orang pasti punya pandangan masing-masing dan juga punya keinginan dan
selera tersendiri. Intinya berbusana itu sebenarnya lebih kepada sisi subjektif
si pemakai. Selanjutnya entah siapapun mau menjustifikasi apapun terserah. Yang
penting tidak merugikan orang lain.
Di sini sebenarnya saya cuma melihat bahwa ada sesuatu yang ingin
ditonjolkan untuk kepentingan lain. Sederhananya ialah menggunakan media
tertentu untuk menarik sesuatu atau orang. Dan dalam kedua kasus di atas, media
busana digunakan untuk menarik perhatian orang terhadap sebuah objek yang ada
atau ditawarkan sekaligus.
Entah pikiran saya yang ngawur atau bukan, intinya saya melihat bahwa
busana merupakan salah satu model dan modal untuk menarik minat seseorang
terhadap sebuah objek yang ditawarkan. Seorang cewek dengan tampilan busana
serba ketat dan minim sebagai objek lain untuk objek utama yang ditawarkan.
Saya menamainya sebagai BUSANA KAPITALIS. Lebih jauh sebenarnya bukan pakaian,
tapi tubuh yang memakai pakaian itu.
Oebufu, 13 November 2012
20.23