Penulisan Kreatif di Tabun
Gambar sekedar ilustrasi |
Sabtu 17 november, sekitar pukul 4 sore, saya dan Mario beranjak dari Kupang. Sepeda motor yang dikemudikan Mario merangkak di tengah keramaian Kota Kupang. Kami menelusuri Kuannino, Sikumana, Jalur empatpuluh untuk menuju sebuah tempat di Tabun. Kedatangan kami ke sana bertujuan untuk menghadiri sebuah sebuah kegiatan yang bernama Masa Penerimaan Anggota Baru (MPAB) yang dilaksanakan oleh Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) St. Thomas Aquinas Fakultas Kesehatan masyarakat Undana, sekaligus sebagai pemateri untuk salah satu topik materi yang berhubungan dengan kepenulisan.
Sekitar pukul 6 lewat. Kami diberi kesempatan untuk duduk dihadapan
calon anggota baru KMK St. Thomas Aquinas FKM Undana. Materi yang diberikan
dengan topik “Penulisan Kreatif”. Saya mencoba memberikan pengantar dan
ilustrasi tentang betapa pentingnya menulis. Sedangkan teman saya Mario
memberikan teori aplikatif tentang menulis. Saya cukup senang karena dalam
perjalanan penyampaian materi dan diskusi, semua yang hadir cukup antusias.
Semua nampak punya keinginan yang sama untuk menulis. Sehingga dalam sesi
diskusi sendiri ada dua sesi dengan penanya tiga orang dan empat orang untuk sesi
satu dan dua secara berurutan. Ada Ria yang berkeinginan untuk memiliki dan
menulis di blog, ada Noven yang kurang paham dengan menulis adalah
menyelamatkan jiwa, Rora dan Lelly yang ingin mengetahui kiat dan motivasi
dalam menulis dan juga Tara dan Andre tentang karakter untuk seorang penulis
sukses dan hambatan dalam menerbitkan buku. Harus diakui, sebenarnya saya ingin
lebih lama lagi untuk diskusi ini, namun keterbatasan waktu yang harus bisa
ditoleransi.
Menanggapi semua peristiwa di atas, saya jadi teringat dengan keadaan
saat ini. Akhir-akhir ini dengan maraknya situs jejaring sosial dan juga dengan
meluapnya berbagai jenis dan kemudahan memiliki dan mengakses kemajuan teknologi
seperti laptop, handphone dan berbagai jenis dan merek gadget membuat semua
orang rutin untuk menulis. Entah itu catatn kecil, curhat ataupun lain sebagainya
di akun media sosial masing-masing pemiliknya. Entah, sadar atau tidak ternyata
kita telah diperhadapkan pada dunia kepenulisan. Yang menjadi hal pentingnya
adalah, apakah yang kita tulis berdaya guna baik untuk diri sendiri paling
kurang, atau untuk orang lain umumnya. Ini menjadi sebuah persoalan. Dan
persoalan ini hanya bisa dijawab oleh masing-masing individu kita yang
berkehendak untuk menulis.
Selebihnya menulis adalah menulis. Kalian ingin menulis, maka seriuslah
untuk terus menulis dan yang tidak kalah penting ialah menulis dari hati.
Cintailah menulis, karena sesuatu yang berasal dari cinta akan indah pada
waktunya.
Writing is good
Plus speaking is better
Plus listening is excellent
Without reading is NOTHING!
Champen-Oeubufu, 18 November 2012
2 komentar
Write komentarMantap, terus sebarkan virus menulis. Verba volant, scripta manent!
Replyterima kasih Romo.. pasti dan selalui..
Reply