Jaka Tarub Mendukung Korupsi

Juni 17, 2013 0 Comments A+ a-

Gambar Ilustrasi dari: ketoprakjawa.wordpress.com
Suatu hari Jaka Tarub berangkat berburu di kawasan Gunung Keramat. Di gunung itu terdapat sebuah telaga tempat tujuh bidadari mandi.
Jaka Tarub sempat mengintip para bidadari yang mandi, lalu mengambil selendang salah satu bidadari. Ketika 7 bidadari selesai mandi, enam dari tujuh bidadari tersebut kembali ke khayangan. Sisanya yang satu orang bingung mencari selendangnya, karena tanpa itu ia tidak mampu terbang.
Jaka Tarub muncul datang menolong. Bidadari yang bernama Dewi Nawangwulan itu bersedia ikut pulang ke rumahnya. Keduanya akhirnya menikah dan mendapatkan seorang putri bernama Dewi Nawangsih.
Selama hidup berumah tangga, Nawangwulan selalu memakai kesaktiannya. Sebutir beras bisa dimasaknya menjadi sebakul nasi. Suatu hari Jaka Tarub melanggar larangan Nawangwulan supaya tidak membuka tutup penanak nasi. Akibatnya kesaktian Nawangwulan hilang. Sejak itu ia menanak nasi seperti umumnya wanita biasa.
Maka, persediaan beras menjadi cepat habis. Ketika beras tinggal sedikit, Nawangwulan menemukan selendang pusakanya tersembunyi di dalam lumbung. Nawangwulan pun marah mengetahui kalau suaminya yang telah mencuri benda tersebut.
Jaka Tarub memohon istrinya untuk tidak kembali ke kahyangan. Namun tekad Nawangwulan sudah bulat. Hanya demi bayi Nawangsih ia rela turun ke bumi untuk menyusui saja.


Gambar Ilustrasi dari: onfa.blogspot.com
Catatan Kritis:
Mendengar cerita ini pada awalnya, saya merasa sangat bangga dan mempunyai imajinasi untuk bertemu dengan bidadari. Hal ini yang mempengaruhi pikiran masa kecil saya. Saya amat senang memikirkan apabila suatu saat nanti nasib saya sama seperti Jaka Tarub.
Sekarang pikiran itu sudah berubah. Saya bahkan berpikiran untuk menghujat Jaka Tarub kalau dia ada di sini. Tentu para pembaca bertanya-tanya. Mengapa? Alasannya cukup sederhana. Sebagai manusia kita tentu mengharapkan tindakan yang menunjukan kemanusiawian kita. Konkritnya kita tentu mengharapakan semua orang berlaku sesuai norma yang berlaku di masyarakat. Dan Jaka Tarub yang disebut perkasa dan Gentelmen itu ternyata kelakuannya sangata buruk.
Seharusnya ia sportif. Bila ia sanagat menginginkan salah satu bidadari itu ada bersamanya tentu ia tak seenaknya berbuat curang. Ia telah mencuri. Dan mencuri itu sejatinya perbuatan yang sangat tidak berkenan dalam masyarakat kita. Ia semaunya mencuri selendang salah satu Bidadari itu. (Kalau untuk saat sekarang. Ia pasti dikeroyok masa).
Hal lain yang lebih mencoreng budaya kita ialah, Jaka Tarub itu ternyata mengintip. Ia seenaknya mengintip perempuan mandi. (Dalam kasus ini, saya menempatkan bahwa mereka mandi telanjang. Kalau tidak kenapa selendangnya dilepas?). mengintip orang mandi, entah telanjang atau tidaknya adalah sebuah perilaku yang sangat tidak terpuji. Apalagi yang mandi itu adalah lawan jenis.
Cerita ini akan sangat absurd dan tidak masuk akal lagi apabila kita menanfsikan tentang bidadari dari khayangan yang memiliki segalanya di sana bisa turun ke bumi untuk mandi. Apakah tidak ada sumber air di sana. Padahal di sini airnya kadang tercemar.
Cerita itu akan sangat memalukan bagi bangsa kita. Bagaimanapun sebuah cerita dongeng atau legenda mencerminkan budaya dan karakter masyarakat kita. Cerita yang terus menerus kepada anak-anak akan membentuk pola pikir mereka. Bila anak-anak diceritakan tentang mencuri (Mencuri selendang) tentu mereka akan berpikiran bahwa mencuri itu baik. Walaupun hanya sesaat. Pikiran itu akan terus menerus berada di alam bawah sadar mereka. Suatu saat pikiran itu akan muncul dipermukaan dan dilakukan. Bisa saja ketika mereka dewasa. Saya berpikir budaya korupsi yang lagi trend di negeri ini salah satunya dipengaruhi oleh cerita dongeng, legenda, mite, fabel dan lain sebagainya yang kurang memberikan pencerahan ke anak-anak.
Mulai sekarang berceritalah yang positif dan lebih merangsang kepribadian dan daya pikir positif anak. Selamat membaca dan menginterpretasikannya sesuai dengan pikiran kita masing-masing. Wassalam.

Tulisan Terbaru

Sera Diri – Salah satu Tahap Perkawinan Tana Zozo.

Ilustrasi dari internet   “saya cintau dengan kau e…” “hmmm… gombal” “Tidak e. Serius” “kalo serius buktinya mana?” “bukti apa? Be...