Baku Dapa di Malam Puisi Ende
Minggu sore (10
November 2013). Senja perlahan tenggelam. Ditelan laut sawu dan disembunyikan
di punggung Pulau Ende. Sore yang cerah itu, saya datang kembali ke Pante Ria.
Kali ini saya tidak berharap lagi menemui perempuan senja. Perempuan yang
menyukai senja. Berjilbab dan menikmati senja. Saya tak punya niat untuk
menemuinya. Ya, perempuan senja adalah sosok yang misterius dan sejujurnya saya
tak suka dengan sosok yang terlalu misterius. Membosankan. Cara klasik untuk
memupuk penasaran orang.
Saya ke tempat ini kali
ini untuk bertemu beberapa teman. Kakak Telly, Kakak Sofie, Kakak Eka dan Fr.
Kristo. Kami berkumpul untuk merampungkan konsep tentang malam puisi ende.
Sambil menunggu mereka, saya memilih tempat di tangga menuju ke pantai melihat
beberapa orang yang masih bermain pasir. Melihat seorang bapak yang mengajarkan
anaknya mencicipi rasa laut.
Tiba-tiba pundak saya
ditepuk.
“Wonga...” Saya berbalik dan setengah berteriak begitu
melihat siapa yang menepuk pundak saya.
Wonga, gadis yang
pernah saya sukai dalam mimpi. Sebuah rasa suka yang absurd tentunya. Kami lalu
bercerita. Katanya, ia sedang menunggu kekasihnya yang pulang mengantar senja
ke peraduannya. Saya hanya mengangguk. Rupanya wonga masih saja bersikap,
berbicara dan bertindak absurd sampai sekarang.
Beberapa pesan singkat
akhirnya mempertemukan saya dan fr. Kristo di paradise kafe. Kami bercerita
sambil menunggu kawan yang masih dalam perjalanan. Di tengah obrolan kami
seputar puisi penuh metafora dan mengejutkan dari Joko Pinurbo, Kakak Telly
datang. Tak berselang lama datang juga kak Iros kemudian disusul kak Sonny,
mereka berdua adalah anggota Komunitas Blogger NTT. Tentunya datang utnuk
tujuan berbeda, tapi karena melihat kami, mereka memilih duduk bersama kami. Kebetulan
saya dan kak telly juga tergabung dalam Komunitas Blogger NTT. Kami bercerita
sambil memesan minum. (terima kasih kak Iros, untuk traktirannya)
Karena baru rencana
awal untuk memulai, maka kami belum memikirkan konsep terlalu banyak tentang
malam puisi. Kami masih medesain secara sederhana acara malam puisi perdana di
kota ende ini. Mencari tempat, mengajak orang yang berniat dan punya minat
untuk datang lalu membacakan puisi dengan caranya masing-masing. (hal ini
dilakukan karena pernah pada rencana awal seharusnya hari ini kegiatannya
berlangsung).
Kami kemudian
menentukan tempat kegiatan waktu dan beberapa persiapan sederhana untuk
kegiatan ini. Tempat kegiatan kali ini, kami menyepakati 1001 cafe di jalan
soekarno. Sambil menunggu konfirmasi persetujuan lebih lanjut dari pemilik.
So, untuk teman-teman
di seputaran kota ende. Kami nantikan kehadirannya di Malam puisi ende. Sabtu,
23 November 2013 pukul 19.00 WITA sampai selesai. Di 1001 cafe, Jalan soekarno.
Belakang Bank Danamon Ende.
Untuk info lebih lanjut
silakan:
-
Follow twitter kami @malampuisiND
-
Facebook Fan Page: Malam Puisi Ende