Pengalaman Menjelang Natal
Natal bagi umat
kristiani menjadi suatu moment penting. Begitu pun saat menjelang natal. Di gereja
katolik, saat menjelang natal atau yang di kenal dengan masa penantian (Adventus),
kita diajak untuk berbenah diri, merefleksi hidup dan memahami segala laku dan
tindakan kita untuk bertobat, agar kita pantas dan layak menyambut
kedatangan-Nya.
Saya tidak sedang
merefleksi atau membuat semacam renungan. Di sini, saya mau bercerita tentang
masa-masa menjelang natal saya di Kupang. Masa-masa yang membuat saya semakin
rindu. Kupang, memang bukan tempat darah saya ditumpahkan dan ari-ari saya di
kuburkan. Kupang bukan tanah ketuban saya, tapi selama lima tahun di kupang,
ada beberapa hal yang istimewa menjelang natal, yang sekarang tidak pernah saya
rasakan lagi.
Hal yang paling saya ingat adalah
ketika harus membagi waktu. Antara memikirkan ujian semester gasal dan latihan
menyanyi. Saya memang bergabung di dua kelompok paduan suara. Paduan suara
fakultas atau yang dikenal naanya dengan Vox
Gaudentia Choir dan Paduan suara di lingkungan saya. Theressa Cantare. Kadang sesekali bernyanyi di Padduan suara untuk
Orang Muda Katolik Paroki St. Matias Rasul Tofa. PS SAMARA. Di sini dibutuhkan komitmen dan keberanian untuk mengahadapi semuanya (Hallaahhh :p)
Mengikuti semuanya adalah kenikmatan
tersendiri bagi saya, terkadang sore hari harus bergabung dengan Vox Gaudentia Choir, untuk pelayanan di beberapa tempat, misalnya
natal bersama PMK, dan juga malam hari harus ikut latihan di Lingkungan bersama
Theressa Cantare. (Untung saya kayak, lumba-lumba di PS SAMARA). Di sinilah saya
harus memikirkan bagaimana menggunakan waktu luang untuk belajar agar bisa
mengerjakan ujian keesokan paginya. Lulus kuliah dan bisa tetap eksis dengan hobi.
Saya memang tidak berbakat jadi penyanyi. Bagi saya, menyanyi di
paduan suara merupakan hobi yang sulit dihilangkan. Walaupun suara saya yang
tidak merdu. Tapi, di paduan suara bukan soal suara bagus atau tidaknya. Ia lebih
mengutamakan kekompakan (paduan). Apakah kita bisa bernyanyi dan mengeluarkan
suara berdasarkan not yang ada atau kita malah, mempunyai warna suara yang
tidak sesuai dengan warna suara semua orang di kelompok suara kita (Sopran,
alto, tenor dan bas). Karena suara saya yang cukup besar, saya bergabung di
kelompok Bas. Memang saya tidak terlalu fasih membaca not.
Hal inilah yang membuat
saya merasa ada yang kurang dengan masa advent kali ini. Tapi saya semestinya
harus bersyukur. Tidak semua yang kita suka, kita dapatkan. Semua akan indah
pada waktunya.
Selamat menjalani masa
penantian.