NGETA, KULINER LOKAL RAJAWAWO
Ngeta sampai sekarang saya belum bisa mendapatkan padanannya
dalam bahasa Indonesia. Ngeta sendiri
adalah kuliner lokal yang sering ditemukan pada masyarakat
Rajawawo. Wilayah Rajawawo yang menjadi daerah penghasil kelapa yang cukup
diperhitungkan di Kabupaten Ende menjadikan kelapa sebagai sebuah
tanaman yang sarat dengan kegunaannya.
Kegunaan buah kelapa yang hendak saya tuliskan di sini yakni
kegunaan dari daging kelapa yang telah diparut atau dikukur. Daging kepala tua
yang telah dikukur atau diparut dinamakan pe’a.
pe’a sendiri mempunyai dua arti.
Yang pernama berarti parutan kelapa, yang kedua berarti ampas dari parutan
kelapa. Kita bisa mengartikannya tergantung kalimat yang diikutinya.
Dari hasil parutan (masyarakat di sana sering menggunakan
kukur atau dalam bahasa daerahnya regu)
kelapa tersebut, aka nada banyak olahan makanan yang dikombinasikan bersama
parutan kelapa tersebut. Hasil parutan kelapa bisa menjadi kombinasi yang tepat
bagi beberapa sayuran maupun daging atau ikan untuk lauk santapan menemani
nasi.
Yang sering dilakukan ibu-ibu atau saudara perempuan di sana
ialah ngeta. Ngeta ialah hasil olahan
parutan kelapa beserta bumbu dan juga campuran sayuran ataupun ikan atau
daging. Ngeta memiliki berbagai jenis nama sesuai dengan nama kombinasi sayuran
atau ikan atau juga daging.
Dalam sebuah hajatan, kita akan bertemu sebuah jenis kuliner
yang dinamakan ngeta meta.
Berdasarkan namanya, ngeta meta ialah campuran daging sapi yang masih mentah,
dicincang lalu dicampuri parutan kelapa dan bumbu lainnya. Berikut resep dari ngeta meta.
1.
Resep
Ngeta Meta.
·
Bahan-bahan:
a)
Cabe
rawit
b)
Daging
sapi
c)
Jahe
d)
Sereh
e)
Bawang
merah
f)
Bawang
putih
g)
Jeruk
purut
h)
Garam
i)
Kelapa
parut
·
Cara
membuat:
a)
Cincang
daging sapi sampai benar-benar halus kemudian campurakan dengan air perasan
jeruk purut sampai kelihat memutih.
b)
Cincang
semua bumbu yang ada selain garam dan cabe rawit yang dihaluskan atau diulik.
c)
Campurkan
cincangan daging sapi yang telah dicampur perasan air jeruk bersama bumbu yang
telah dicincang dan dihaluskan juga kelapa parut.
d)
Adapun
jumlah bahan-bahan disiapkan secukupnya sesuai dengan banyaknya daging sapi.
Ngeta meta, siap dihidangkan.
Untuk ngeta meta ini berlaku juga untuk beberapa jenis daging
unggas atau ikan, namun yang membedakannya ialah daging unggas atau ikan
tersebut dipanggang sampai matang terlebih dahulu, sedang daging sapi yang
dimaksudkan di atas ialah daging sapi yang masih segar.
Olahan pangan lainnya ialah Ngeta wunu wa ai (Ngeta daun ubi atau daun singkong). Untuk olahan
ini, daun ubi direbus terlebih dahulu sampai matang kemudian disuwir-suwir,
lalu campurkan bumbu yang terdiri dari cabe rawit, garam dan bawang putih dan
parutan kelapa. Hal ini juga berlaku untuk daun papaya. Daun papaya bisa diolah
dengan direbus terlebih dahulu atau yang masih mentah (Wunu uta ba’i ngeta meta). Untuk ngeta sayuran ini, lebih enak
menggunakan cabe rawit yang hijau.