Ini Dadaku. Mana Dadamu??
Sebuah Ungkapan Untuk Mereka yang Telah Berjuang Bagi #Rokatenda
ilustrasi dari: https://encrypted-tbn3.gstatic.com |
Dada menjadi sebuah hal yang amat penting dan vital
dalam bagian organ tubuh manusia. Hanya dari dada, kita ini ada. Dengan ASI
yang berada di dada, kita dibesarkan. Dada juga menyimpan berbagai rahasia
cinta. Yang tentunya hanya bisa dijelaskan oleh para pecinta.
Dalam dada, ada berbagai organ vital manusia. Ada
jantung sebagai pusat aliran darah manusia. Ada paru-paru sebagai pusat
pengaturan penapasan. Ada hati sebagai tempat untuk menetralisir benda asing
ataupun racun yang masuk ke tubuh dibantu oleh empedu. Dalam dada yang dibalut
rusuk inilah sebagian besar organ-organ vital itu bekerja. Dada sungguh sangat
amat disayangkan bila orang mengabaikannya.
Dari sisi lain, dada memiliki fungsi yang sangat
penting dan istimewa. Orang yang berbangga diri ataupun sombong akan menepuk
dadanya. Dengan dada kita saling membenamkan rasa. Dada yang bergetar, jantung
yang cepat memompa darah. Nafas yang tersengal adalah bagian dari rasa. Rasa
cinta. Dalam dada kita ada rasa cinta. Cinta ada di dada. Dada adalah cinta.
Rasa cinta itu sendiri adalah rasa paling mulia.
Sebuah rasa yang sampai saat ini belum bisa dijelaskan secara ilmiah. Ia hanya
bisa dijelaskan setelah secara alamiah orang itu merasakannya. Cinta
sendiri terdiri dari empat Model. Ada cinta eros yakni cinta yang terjadi hanya karena hawanafsu. cinta model
ini berkaitan dengan dorongan seksualitas. Ada cinta agape sebuah rasa cinta dengan tanpa memikirkan balasan apapun.
Cinta yang tulus dan ikhlas, tanpa pamrih. Ada pula cinta philia. Cinta
model ini dipahami sebagai jenis cinta yang merupakan ikatan yang antara
manusia yang memiliki kesamaan kegiatan (aktivitas) dan kegemaran. ada pula
cinta storge. Cinta di antara anggota keluarga atau cinta antara orang yang
menemukan diri mereka berada bersama karena kebetulan. Jenis cinta ini
digambarkan sebagai model cinta yang paling alamiah, bersifat emotif, dan yang
mengikat atau merekatkan cinta secara keseluruhan.Berbagai jenis cinta itu
telah dilakukan semua orang. Cuma orang yang memiliki cinta sejati yang mampu
melihat dan melakukan cinta yang tepat. Untuk dirinya sendiri, juga bagi orang
lain.
Bersama cinta dan karena kita dilahirkan hanya karena
cinta, tentu kita tak boleh memicingkan mata terhadap cinta itu sendiri. Cinta
yang dibutuhkan sekarang ialah kepedulian kita terhadap sesama. Sejauh mana
kita memiliki jiwa kebersamaan. Jiwa sosial kita sebagai makhluk sosial,
dituntut untuk peka terhadap berbagai masalah, ketimpangan ataupun bencana alam
yang membuat situasi dan keadaan sosial masyarakat terganggu.
Dari pemikiran sederhana tentang nikmatnya berbagi,
sekelompok anak muda yang tergabung dalam sebuah wadah Komunitas Blogger NTT
atau yang lebih dikenal dengan Flobamora
Community, melakukan perjalanan cinta. Gerakan penuh cinta ini mereka
namakan CarityForRokatenda ada #1MugBeras, #Geser, #SoeForRokatenda
#KupangBagarak, #AmbonBergerak dll. Sebuah gerakan yang dilakukan dalam
dunia maya maupun dunia nyata atau dengan bahasa kerennya online dan offline. Gerakan ini dilaksanakan atas kepedulian sosial
mereka terhadap korban pengungsian dari Pulau Palue. Mereka mengungsi karena
bencana alam letusan gunung berapi #Rokatenda.
Bila kita sedikit mau berjalan di dunia maya. Di
negeri twitterland ataupun negara facebooknesia, anda akan menemukan
bagaimana orang saling bahu membahu. Tolong menolong untuk menunjukan
kepedulian sosial mereka. Ternyata dunia maya bukan dunia untuk orang saling
mengejek, mececerkan isi hati, melampiaskan semua perasaannya dari galau sampai
bahagia. Dunia maya telah memberikan nilai plus yang kita semua harus
mencontohinya. Sebab terciptanya media sosial bukan untuk hal yang beraroma
negatif. (untuk lebih dalam mengenai cerita sosialisasi cinta mereka di media
sosial untuk #Rokatenda, anda bisa kunjungi: bloggerntt.org
atau follow twitter mereka @flobamorata)
Di dunia maya itulah anak muda yang peduli mulai
melakukan berbagai aktifitas penggalangan dana. Mereka tak perlu menunggu
kalimat diplomatis dari pejabat pemerintah. Atau menunggu kata-kata dan
gambaran paling menyayat hati dari media mainstream. Mereka hanya menggunakan
bahasa sederhana. Karena cinta sesungguhnya berawal dari hal sederhana. Apapun
pertanyaan tentang cinta, jawaban pasti cinta. Cinta itu sederhana, bukan?
Dan sekarang mereka terus dan tetap berbagi cinta.
Memberikan rasa yang paling cinta akan sesama yang mengalami musibah.
Pertanyaan reflektif untuk kita semua. Masihkah kita membanggakan cinta kita?
Kalau memang kita telah bercinta yang benar terhadap dunia dan sesama,
berbanggalah! Jika kita masih mencintai diri sendiri tanpa pamrih (baca:
egois), maka cinta itu patutlah kita tafsirkan ulang untuk menemukan cinta
universal yang lebih membuat hati kita bahagia atas aksi penuh cinta kita.
Maka, cintailah dada sebagaimana rasa cinta dada
kepada anda. Sebagai mana cinta itu mengajarkan kebenaran cinta yang paling
cinta. Cinta tak butuh penalaran ilmiah, hanya dengan perjalanan alamiahnya ia
bisa kita nyatakan dengan berbagai jenis dan jumlah bahasa di dunia ini. “ini
dadaku. Mana dadamu??”
Note:
Ini hanya catatan kecil saya, sebagai ungkapan terima kasih untuk semua
yang telah berkontribusi akan cintanya terhadap sesama saudara kita, para
pengungsi #Rokatenda. Mohon maaf, saya tidak bisa menyebutkannya satu persatu.
2 komentar
Write komentarDoh.. Pakar cinta yang bicara nih :D
Replyhahahaaa... cinta itu tak butuh teori, jadi tidak ada yang pakar untuk urusan cinta (ahli). yg pakar tu orang yang banyak mempraktekannya :p
Reply