Sehati Menuju Sehat
(Catatan
perjalanan ke Pulau Ende dalam rangka Pesantren Pencerah)
Hari ini (Sabtu, 20
Juli 2013) Dua anggota Flobamora community atau Komunitas Blogger NTT, menuju Pulau Ende. Kehadiran Kak Eddie dan saya ke sana dalam rangka
memberikan sebuah materi tentang “Peran Sosial Media Bagi Remaja”. Salah satu
materi yang diberikan untuk ke lima belas orang Remaja Kecamatan Pulau Ende.
Menurut Dokter Hari, yang juga selaku ketua panitia, kegiatan ini adalah
kegiatan untuk memberdayakan remaja dalam mendukung menanggulangi masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia khususnya di Kecamatan Pulau Ende, Kabupaten
Ende.
Kegiatan ini
sesungguhnya diselenggarakan oleh Pencerah Nusantara Tim Ende dengan dibantu
oleh beberapa guru di MTs Swasta Nurul Ummah, dan Puskesmas Ahmad Yani Pulau
Ende. Sebenarnya para peserta dijaring dari sekitar seratus lebih peserta dari
berbagai Sekolah Menengah Pertama di Pulau Ende. Penjaringan ini pun dilakukan
dengan beberapa tahap, mulai dari tes, tertulis, wawancara dan pantauan
mengenai interaksi sosial calon peserta. Bagaimana mereka bersosialisasi di
lingkungan mereka masing-masing.
Tim Pencerah Nusantara
adalah salah satu tim dari Program Pencerah Nusantara yang digagas oleh Kantor Khusus
Utusan Presiden untuk MDGs. Selanjutnya bisa di lihat di situs mereka pencerahnusantara.org Kegiatan ini
adalah salah satu program yang dilakukan selama satu tahun pengabdian di Pulau
Ende. Kegiatan ini diberi nama Pesantren Pencerah. Sebuah kegiatan yang
dimodifikasi berdasarkan momentum ramadan yang sedang berlangsung saat ini,
lanjut Dokter Hari di sela-sela perjumpaan awal kami di ruangan Kepala Sekolah MTs
Swasta Nurul Ummah.
Dari Ende, kami memulai
perjalanan pada pukul 14.44 Wita, sebuah perjalan perdana saya dan juga Kak Eddie
ke Pulau Ende. Perjalan yang cukup mendebarkan bagi saya karena menumpang
perahu motor kecil yang sangat cepat. Kami tak bisa berdiri karena laju perahu
motor itu. Pada pukul 15.37 perahu motor kami melepaskan sauhnya di Pantai
Pulau Ende, dua Orang Tukang Ojek yang sudah disiapkan Panitia telah menunggu
kami. Perjalanan pun dilanjutkan ke tempat kegiatan di MTs Swasta Nurul Ummah dengan
memakan waktu sekitar sepuluh menit. Sambil menunggu kesempatan, kami
berbincang di ruang Kepala Sekolah bersama Dokter Hari.
Sekitar pukul empat
lewat, Kak Eddie mulai memaparkan materi. Semua peserta hening, nampak antusias
mengikuti materi kali ini. Mereka sangat bersemangat. Materi yang cukup berat
karena sebagian mereka belum betul-betul terlalu paham tentang sosial media
yang berkembang saat ini, tapi karena keingintahuan itu, mereka nampak tenang
menyimak. Setelah pemamparan materi peserta diberikan kesempatan untuk
memberikan pertanyaan pada sesis diskusi. Empat orang mengangkat tangan mereka
malu-malu. Mereka bertanya seputar pemahaman lebih lanjut mengenai media,
blogspot, dan forum.
Karena keterbatasan
waktu terpaksa diskusinya berlangsung singkat. Padahal saya ingin memberikan
beberapa tambahan dan juga sudah menyiapkan beberapa permainan kreatif. Acara
selanjutnya ialah buka puasa bersama dan dilanjutkan makan malam. Kami berdua
kemudian “diungsikan” ke base camp Tim
Pencerah Nusantara Ende. Kami tidak bisa langsung kembali ke Ende, lantaran
hari telah malam dan tidak ada lagi perahu motor yang menuju Ende. semetara
kegiatan mereka tetap berlanjut sampai jam sebelas malam untuk peserta dan
panitia. Selanjutnya pada pukul setengah enam pagi, kami berdua kembali ke
Ende.
***
Saya termasuk salah
satu orang yang cukup peduli dengan kesehatan masyarakat. Hal ini yang membuat
saya memilih untuk berkuliah di Fakultas Kesehatan Masyarakat Undana, Kupang-NTT
lima tahun yang lalu. Terlepas dari itu, saya merasa kesehatan sangatlah
penting dan harus ditanggulangi berawal dari pola pikir masyarakat. Ketika membaca
beberapa cuitan di sebuah akun milik salah satu Peserta Pencerah Nusantara Tim
Ende yang diretwit oleh akun resmi @PencerahNusa
saya merasa snagat luar biasa. Kehadiran Para Tenaga Medis dan Pemerhati
Kesehatan Muda ini sunguh memberikan semacam angin segar untuk mengatasi
rumitnya penuntasan masalah kesehatan di NTT khususnya di Pulau Ende ini.
Kesehatan masyarakat
adalah ilmu dan seni menurut Bapak Kesehatan Masyarakat, Winslow. Untuk itu
dalam mengatasi masalah kesehatan hendaknya harus diimbangi antara teori dan
praktek real lapangan yang tentunya harus ada unsur seninya, karena seni adalah
ilmu yang hidup, yang mampu mencairkan semua kebekuan.
Tim pencerah Nusantara
Ende telah melakukannya. Mereka begitu kreatif menanggapi moment dan kenyataan
bahwa remaja butuh sesuatu yang kreatif. Selain itu kegiatan ini dinilai mampu
membuka mata dan pikiran masyarakat yang selama ini masih menganut paradigma
lama. Paradigma sakit, dalam artian bahwa mereka baru menyadari dan mencari
pertolongan kesehatan setelah mereka sakit. Padahal pemahaman ini seharusnya
perlahan ditinggalkan untuk menuju paradigma sehat. Mencegah masalah kesehatan.
Sejatinya kesehatan itu
mahal. Kita baru menyadari jika sudah mengalami gangguan kesehatan. Kesehatan
juga memang bukan segalanya, tapi tanpa kesehatan segalanya menjadi sia-sia.
Kekayaan berlimpah akan menjadi sirna, jika pemiliknya terus-terusan sakit. Butuh
waktu untuk menanggulangi isu ini. Dan yang paling mendasar untuk melakukannya,
tentu kita harus menyadari tentang pemahaman kita. Pola pikirlah yang utama
diberikan. Pengedukasian kesehatan hendaknya dimulai sejak dini. Untuk kegiatan
yang ditikberatkan pada remaja ini, adalah sebuah tindakan tepat. Disaat remaja
sudah berada dalam taraf labil (bisa dikatakan galau, meminjam istilah keren
remaja saat ini) mereka berada di persmpangan. Pola pikit mereka yang selama
ini dipengaruhi oleh pola asuh orang tua mereka dan juga harus dihadapkan lagi
dengan keadaan psikis. Mereka sudah mulai membentuk pemahaman sendiri.
Pemahaman itu, harusnya
didukung dan diberikan pencerahan. Remaja Pulau Ende telah membuktikan bahwa
mereka bisa menjadi kader kesehatan, bagi diri mereka sendiri, orang tua dan
lingkungan tempat tinggal mereka. Selamat kawan! Selamat juga untuk tim
pencerah nusantara ende. Kalian datang untuk mencerahkan, dan tidak akan
menggerahkan. Salut.