Wujudkan, Sebuah Proyek Penerbitan Buku Cerita
Teman komunitas saya begitu bersemangat ingin menerbitkan buku ceritanya "Kanuku Leon", sayang karena keterbatasan dana, ia harus berjuang sendiri. Ia berencana menerbitkannya tahun ini. mohon membaca surat dan mendukungnya. Ini, saya lampirkan surat di bawah ini:
Surat Terbuka Proyek Kanuku Leon
Salam
sejahtera
Saya ingin tawarkan satu hal
yang sedang saya kerjakan, terkait pembuatan buku kumpulan cerita saya.
Sejak 2 tahun lalu saya sudah menyiapkan
sebuah naskah kumpulan cerita berjudul Kanuku
Leon, yang terdiri dari 16 cerita pendek yang saya tulis, dan hampir 80%
berlatar NTT (sinopsis ke-16 cerpen bisa dibaca di Sinopsis Kanuku Leon). Tema utama yang saya kemukakan
dalam buku ini adalah isu lingkungan, gender, sejarah, spiritualitas umat
Katolik, dan sosial budaya orang NTT. Untuk menulis beberapa cerpen dalam buku
ini saya melakukan beberapa riset kecil berupa wawancara terutama yang terkait
dengan tema sejarah, lingkungan dan orang-orang di Mollo, Timor, kampung
halaman saya. Cerpen Kanuku Leon
sendiri terinspirasi dari tokoh perempuan, pejuang lingkungan asal Mollo, mama Aleta Baun, yang tahun ini meraih Goldman
Prize.
Di buku ini saya juga mengajak beberapa teman
muda NTT yang saya anggap memiliki potensi kreativitas besar untuk mendukung
tampilan dan isi buku agar lebih baik, yakni dengan mengajak Mario F Lawi
sebagai editor, Gerald Louis Fori untuk membuat cover dan dua mahasiswi asal
Kupang yang lagi kuliah di Jatim, Arystha A. Y Pello dan Rara Watupelit yang
saya percayakan menggarap ilustrasi untuk tiap cerpen.
Sejak awal saya mengalami kendala dalam usaha
untuk menerbitkan buku tersebut. Tahun 2011 saya berhasil menerbitkan sebuah
buku puisi saya via jalur independent di sebuah penerbit di Jogja. Langkah
tersebut diikuti beberapa teman-teman penulis muda sekomunitas di Kupang yang
akhirnya menerbitkan buku puisi dan cerpen lewat jalur indie dengan memakai
biaya sendiri. Namun seperti yang juga dihadapi teman-teman penulis pemula dari
NTT, saya pun mengalami kendala dana, karena jika melalui jalur indie maka saya
harus menyiapkan dananya sendiri lalu mendistribusikannya juga secara indie.
Akhirnya saya menemukan ide untuk meloloskan
naskah Kanuku Leon untuk dicetak
dengan ide crowd-funding. Rencananya, Buku yang sudah tercetak 50% akan
dihibahkan ke perpustakaan SMA yang ada di NTT dan 50% lainnya akan saya jual
dengan harga yang terjangkau (lebih murah dari harga buku sastra sejenis di
toko buku). Sasaran penjualan saya adalah para pelajar dan mahasiswa atau para
pembaca sastra pemula yang ada di NTT. Mungkin dengan cara ini, saya turut juga
mendukung orang muda NTT untuk gemar membaca dan mendorong semakin banyak lagi
orang muda NTT untuk berkarya serta mengapresiasi penulis dari daerah sendiri.
Sebab saya percaya nantinya akan ada lebih banyak lagi buku sastra dari
orang-orang muda NTT yang akan diterbitkan dengan mudah dan mendapat dukungan
dari banyak pihak. Kanuku Leon yang
diterbitkan dengan sistem crowd-funding
ini mungkin juga akan menjadi jembatan bagi proyek berikutnya yakni buku antologi
cerpen dari para cerpenis TTS yang juga sedang dalam proses kurasi.
Oya, para donatur (baik perorangan, lembaga
pemerintah maupun non pemerintah) akan mendapat kontraprestasi dengan
terteranya nama mereka atau lembaga mereka dalam buku tersebut.
Maka dari gambaran saya di atas, saya ingin
sekali meminta bantuan Anda sekalian, mungkin bisa membantu menghubungkan saya
ke pihak tertentu yang mungkin bisa mendukung ide saya ini. Saya sudah
menyiapkan proposalnya juga jika memang saya harus mengirimkan sebuah proposal.
Mungkin sekian gambaran dari saya. Terima
kasih kaka-kaka dong, sudah membaca. Saya tunggu respon dan bantuannya. Salam.
Christian
Dicky Senda
081338037075