Fenomena Musik Ende-Flores Dewasa Ini
Musik
adalah seni yang dihasilkan dari bunyi alat tertentu yang dibuat
manusia, atau juga dari suara manusia itu sendiri. Dari musik orang
mulai merasa adanya sebuah rasa yang sangat indah dan bernilai. Kemudian
maka dikenallah adanya seni musik. Di daerah saya, ende-Flores, musik
sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Bahkan setiap upacara
atau ritual adat, selalu saja dilakukan dengan musik. Tanpa musik,
ritual itu belum menemukan nilai kesakralannya. Setiap upacara adat dari
yang paling sedih sampai yang paling gembira dilakukan dengan nyanyian.
Terlepas
dari itu, cita rasa musik orang ende semakin berkembang, sesuai dengan
tuntutan zaman. Para musikus ataupun seniman lokal, mulai menciptakan
berbagai musik pop daerah. Bahkan tarian gawi dan lain-lainnya pun mulai
di buatkan lagunya dalam bentuk kaset tape ataupun yang tengah beredar
sekarang, dalam format mp3 dan CD atau VCD.
Hal
demikian dinilai sebagai langkah maju dalam bermusik. Terlepas dari
pandangan negatifnya. Yang menarik di sini, yang mungkin belum diketahui
banyak orang ialah, adanya budaya ikut arus atau latah. Musik
bukan lagi sebagai panggilan jiwa, tapi lebih banyak pada faktor lain.
Memang, setiap orang berhak atas apa pun, karena tidak ada kebenaran
yang mutlak di sini. Saya hanya mengamati dan menemukan beberapa hal,
yang saya rasa perlu saya tuliskan di sini.
1. Judul lagu
Judul
lagu merupakan sesuatu yang menggambarkan semua isi lagu. Sama halnya
dengan judul tulisan. Bercerita tentang judul lagu di ende, terkadang
memiliki keunikan dan ciri khasnya tersendiri. Tema yang diangkatpun
lebih terbatas pada percintaan. Mungkin, karena pengarang lagunya adalah
mayoritas laki-laki, maka judulnya pun terkesan laki.
Judul
lagu di ende kebanyakan hanya seputar nama orang. Misalnya, Nurmala,
Karmila, Jamila, Sonia dan lain-lain. Ini membuktikan bahwa nama orang,
walaupun bukan nama yang menunjukan lokalitas orang ende, seperti,
Mbewu, Panda, Ngura dan lai-lain, telah menjadiinspirasi sekaligus
penggalian untuk menghasilkan musik.
2. Lagu sebatas fungsional
Kebanyakan
judul lagi yang memakai nama orang cenderung lebih tenar dibandingkan
judul lagu yang menggunakan frasa lokal. Musik yang diusung pun lebih
banyak bertujuan sebagai sarana untuk menggoyangkan badan. Orang ende
bisa dinilai, masih menanggapi musik menurut fungsinya. Musik-musik
tersebut bisa dinilai mampu mengajak orang untuk bergoyang ketika adanya
hajatan. Belum mampu merembes ke berbagai aspek kehidupan lain.
3. Pesan yang disampaikan
Melanjuti
tentang musik yang masih sebatas fungsi untuk bergoyang tadi, ternyata
musik di ende juga belum mampu secara penuh menyampaikan pesan moral
kepada pendengarnya. Saya rasa ini juga berlaku untuk musik secara umum,
apalagi dengan munculnya berbagai software yang membuat orang dengan mudah menciptakan musik instan. Musik DJ pun dinilai demikian.