Ombak yang Menghidupi
Resensi Film
Ombak Rindu
Pemeran:
Izzah (Maya Karin)
Hariz (Aaron Aziz)
Mila Amylia (Lisa Surihani)
Sutradara:
Khalid Zakaria
Durasi:
02 jam 11 detik
Kisah Kasih
Adalah sebuah film yang saya nonton di sebuah malam.
Film malaysia itu kemudian memberikan pelajaran berharga tentang hidup. Memilih
jalan hidup kita. Film Ombak Rindu hasil karya novelis Fauziah Ashaari, berkisah
tentang Izzah, gadis yatim piatu yang ditinggalkan Ayah dan Ibunya aibat
kecelakaan. Ia kemudian dirawat dan dibesarkan oleh Taha, saudara dari Ayahnya.
Isteri Taha juga tidak senang dengan kehadiran Izzah dan menuduh Izzah membawa
kemalangan dalam keluarga mereka.
Sumber gambar: http://thoughtsonfilms.com |
Disaat yang sama, Pak Taha, adik Ayahnya itu memiliki
banyak hutang. Karena keadaan itu, Ia menjual Izzah kepada seorang pemilik
kelab malam. Izzah terpaksa mengikut kehendak saudara ayahnya itu, walaupun sebenarnya,
dari lubuk hatinya yang paling dalam, ia berusaha untuk meronta. Melawan
kehendak itu.
Di situlah dia berkenalan dengan seorang pelanggan
bernama Hariz. Karena merasa tertarik dengan Izzah, yang dilabeli sebagai “Ayam
Kampung” Hariz membulatkan niatnya untuk 'membeli' Izzah dengan harga yang
mahal dari pemilik kelab itu. Dengan begitu, Izzah berada dibawah kuasa haris
dan bersedia melakukan apa yang Hariz minta.
Merasa ia diperlakukan seperti budak seks, Izzah yang
sudah terlanjur dijual memohon kepada Hariz. Atas permintaan Izzah, akhirnya
Hariz menikahinya, tetapi dengan syarat semuanya mesti dirahasiakan.
Kehadiran Mila Amylia, anak Tan Sri Rashdan, model dan
pelakon terkenal akhirnya menggugat kebahagiaan Izzah dan Hariz. Ditambah lagi,
Datu’ sofiah, Ibu Hariz telah mengetahuinya. Ia mengusir Izzah dari rumah, agar
anaknya Hariz hidup bahagia dengan mennatu pilihannya, Mila. Kemudian semuanya
terungkap, dan Hariz tetap memilih Izzah sebagai pelabuhan terakhir bahtera
rumah tangga mereka.
Komentar
Film ini, masih bereksplor tentang cinta. Hal yang
lebih berani dari film ini, yakni sedikit berkembang dari sekedar cerita cinta
muda-mudi ke sebuah pilihan terakhir dari pencarian sejati hidup. Menikah.
Intrik dari menikah pun boleh dibilang sedikit lebih berani lagi, karena sang
tokoh lelaki mau saja menikah dengan perempuan yang belum dikenalnya secara
mendalam latar belakangnya. Walaupun, secara terang-terangan ia mengatakan
sebagai istri simpanan.
Cinta kadang harus memlih, maka pilihan itu akan
memberikan kepada kita berbagai risiko. Cinta juga seperti teori klasiknya,
terjadi karena intensitas pertemuan, maka karena kesringan pertemuan mereka
kemudian benar-benar jatuh cinta, dari cinta
yang pada awalnya hanya karena kebutuhan biologis.
Yang menjadi kurang menarik dari film ini, ketika Hariz
harus mengetahui siapa orang tua sebenarnya dia. Hematnya saya, alangkah lebih
baiknya orang tua hariz tetap seperti awal cerita sehingga tetap menunjukan
sebuah klimaks pertikaian yang baik. Film ini juga memiliki sedikit kejanggalan
karena seorang gadis yang terbiasa dengan kehidupan desa. Mengedarai sepeda,
kemudian dalam waktu singkat bisa menjadi sekretaris sebuah perusahan besardan
mengendarai mobil dengan baik.
Secara umum cerita dan penokohannya telah mampu
membuat penonton menitikan air mata. Sebuah ironi kehidupan yang sering terjadi
saat ini. Ketika kemiskinan dilawan dengan jalan pintas yang dangkal pemikiran.
Di sisi lain, kekayaan yang berlimpah, bisa mencongkakan hati seseorang.