Enid Blyton yang Bercerita di Kepalaku.
Sumber Gambar: Dari Sini |
Saya sebenarnya anak rumahan, itu
karena bapak saya yang cukup konservatif dan keras. Saya diharuskan pulang
rumah sebelum jam setengah enam sore. Jika tidak, tahu sendiri akibatnya. Dimarahi dan
yang paling ekstrim di pukul dengan kayu gamal. Tak ada buku-buku untuk kami di
rumah. Bapak tak ada uang untuk membelinya. Lagi pula, di kota kayaknya jarang
ada toko buku selain menjual buku pelajaran dan buku tulis. Padahal saya bisa
dibilang cukup bersemangat untuk membaca, sampai kadang saya penasaran dengan
stensilannya (Novel Freddy S) kakak-kakak pemuda putus sekolah tetangga saya. Saya
kadang nekat mengambil di bawah bantal mereka.
Sampai ketika saya melanjutkan sekolah
di SMP tak ada buku yang saya baca selain buku pelajaran yang membosankan dan
kadang buku cerita yang diterbitkan oleg dinas pendidikan dan kebudayaan. Tapi cerita
dari buku itu membosankan dan tidak imajinatif. Selalu tentang kebaikan. Anak kecil
yang berusaha dan menjadi sukses. Padahal peruntungan seseorang berbeda.
Di SMP saya harus bersyukur. Karena
sekolah itu ada perpustakaan yang bagi saya itu perpustakaan terbesar di
sekolah seluruh NTT. Banyak koleksi buku cerita yang bagus-bagus. Dalam pengetahuan
saya yang minim, buku terbitan gramedialah yang paling bagus. Di sana kami
disarankan untuk selalu membaca buku. Dan buku-buku yang pas dan dinyatakan
cocok oleh pengelola perpustakaan adalah buku-buku cerita petualangan anak karya
Enid Blyton. Ada LIMA SEKAWAN dan SAPTA SIAGA (The Secret Seven). Itulah buku
yang saya baca waktu SMP.
Buku itulah yang kami baca waktu
SMP. Dan ada semacam persaingan waktu itu. Siapa yang terlebih dahulu menyelesaikan
semua serinya. Dengan buku-buku ini juga yang membuat wawasan dan imajinasi
saya berkembang. Samapi saya pada waktu itu bercita-cita menjadi agen rahasia. Bagai
saya itu keren. Bisa mengungkapkan persekongkolan kejahatan demi menjaga
kedamaian dunia.
Cerita tentang penulisnya juga
membuat kami bertengkar. Waktu itu karena setiap bukunya jarang menampilkan
biodatanya kami menjadi saling menyanggah tentang jenis kelaminnya. Teman lain
berpikir di laki-laki, termasuk saya, karena kami hanya menilai dari namanya
dan ada juga yang berpikir jika dia perempuan. Tapi sekarang kebenarannya sudah
terungkap. Apa jenis kelamin Enid Blyton.
Terima kasih Enid Blyton.
Silakan klik di sini untuk
mengetahui lebih lengkap profil Enid Blyton.
2 komentar
Write komentarkaka jo suka enid blyton ju? sama kaka :D b ju fansnya enid blyton, dulu masih SD ikuti beberapa cerita 5 sekawan :D
ReplyIya... Ketong sampe ketinggalan satu serinya, karena hilang dari perpus sekolah "MEMBURU KERETA API HANTU".
Reply