Catatan Kecil Tentang Jarak.
Malam belum terlalu tua. Mata sudah memberat.
Aku mengetik ini dengan setengah
mengantuk, karena mengingatmu. Tentang senyum pada bibir tipismu, tentang
suaramu, tentang kesukaanmu yang perlahan mulai aku suka juga.
Kita sebenarnya tak berjarak. Hanya
sepenggal kata yang menjauhkan kita; pertemuan. Itu kata yang menjauhkan kita.
Coba kau ingat, seandainya engkau
memohon izin untuk bertemu aku ke orang tuamu, pasti tak ada jarak lagi. Atau
misalnya aku tak terlanjur kecut hati untuk bertandang ke rumahmu. Jarak
hanyalah masa silam di antara
cerita pertemuan kita.
Kita masih berjarak. Antara
mata dan telinga. Semoga hati kita tak berjarak. Selamat malam.