BKKBN dan Kondom
Ilustrasi dari: https://kabar6.com/ |
Sore yang cerah. saya duduk di pingir pantai, sambil menikmati debur ombak dan melihat anak-anak yang asyik berenang maupun memancing di genangan air di sela-sela karang. Di samping saya duduk, ada sebuah bak penampung sampah yang dibangun setahun yang lalu.
Saya tertarik melihat sebuah plastik kecil yang digunakan membungkus sesuatu. Plastik berwarna merah muda itu ternyata pembungkus kondom. Saya memperhatikan lebih lama. Ada tertera tulisan berwarna hitam dengan huruf kapital. BKKBN.
Mengingat tulisan BKKBN tersebut, saya jadi kembali mengingat masa Sekolah Dasar saya dulu. Kadang guru menyuruh kami untuk menghafal banyak singkatan maupun akronim beserta kepanjangannya. Saya jadi ingat, jika dulu guru pernah memberi tugas untuk mencari kepanjangan BKKBN.
Namun, dasar otak micin. Saya terlanjur lupa dengan kepanjangan BKKBN tersebut. Ah, seandainya ada salah satu anak yang berenang tersebut datang dan bertanya tentang ini, saya harus jawab apa? saking penasaran dengan ini, saya mencoba mengirim pesan kepada teman saya yang saya anggap sebagai kamus berjalan. Dari seberang sana, ia membalas,”bro, su tua tir tau kepanjangan BKKBN? ke laut saja. BKKBN itu kepanjangannya Bocor Kondom Keluar Bayi Nakal”
Saya tidak serta merta percaya. Saya mencoba terus mencari jawabannya. Sampai saya teringat bahwa, kurang lebih dua minggu yang lalu, tepatnya, Hari Kamis, 19 Oktober 2017, Saya mengikuti sebuah kegiatan yang digagas oleh Komunitas Sastra Rakyat Ende yang dikenal dengan Komunitas SARE bekerja sama dengan Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Ende, menggelar pertemuan untuk Pegiat Sosial Media. Harapannya, pegiat sosial media, mampu mentrasfer pengetahuannya yang didapat saat itu tentang masalah HIV/ AIDS dan berbagai macam Stigma maupun Diskriminasi yang terjadi di masyarakat terhadap Orang Dengan HIV/ AIDS (ODHA)
Di masyarakat saat ini, masih banyak orang yang merasa diri paling bersih. Berusaha mengucilkan sesama yang sakit. Padahal, jika ditelaah lebih jauh, ODHA memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk menularkan penyakit yang ia derita ke kita, dibandingkan sesama kita yang menderita penyakit seperti influenza atau juga tubercolosis.
Masih banyak perlakuan yang tidak wajar dilakukan masyarakat, bahkan dalam pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan sekalipun. ada beberapa petugas yang berusaha memproteksi diri secara berlebihan hanya karena mengetahui seorang pasien atau pasien yang sedang dirawatnya mengidap HIV/ AIDS.
Kembali lagi ke persoalan kondom tadi. masih banyak orang yang melakukan “jajan” di luar tanpa menggunakan kondom, sehingga wajar saja ketika kembali rumah, ia “menyumbang” apa yang didapat kepada istrinya, jadi otomatis memberikan kontribusi angka yang lumayan besar untuk pengidap HIV/ AIDS di Kabupaten Ende salah satunya ialah Ibu Rumah Tangga (IRT).
Saya mengandaiakan, duania ini betul-betul memiliki orang yang saling peduli terhadap sesama. Siapapun dia. Dan dalam keadaan apapun dia.
#Ngumpul_ngumpul_Pegiat_Medsos
#Stop_Stigma_Diskriminasi_ODHA
#Komunitas_Sare
#KPA_Kabupaten_Ende
1 komentar:
Write komentarQuoted: "Pegiat sosial media, mampu mentrasfer pengetahuannya yang didapat saat itu tentang masalah HIV/ AIDS dan berbagai macam Stigma maupun Diskriminasi yang terjadi di masyarakat terhadap Orang Dengan HIV/ AIDS (ODHA)". Semoga e
Reply